Kasina
Pengertian
Kata “kasina” (skt. “krtsna”)
berarti “seluruh” dan dalam meditasi digunakan dalam kata sifat dan kata benda
seperti kasinayatana dan pathavi-kasina.
Sedangkan digunakan sebagai
istilah teknik alam kitab-kitab suci, kasina mempunyai tiga pengertian:
Ø
Mandala
yaitu lingkaran yang digunakan sebagai suatu alat atau pembantu saat
melaksanakan meditasi.
Ø
Nimitta
yaitu tanda atau gambaran batin yang diperoleh dari perenungan terhadap simbol.
Ø
Jhana
yang diperoleh dari nimitta.
Macam-macam
obyek meditasi dalam kasina
1.
Pathavi kasina (perwujudan
benda/tanah)
Seseorang yang ingin
mencapai jhana melalui latihan obyek meditasi tanah, mula-mula harus bertempat
tinggal disuatu vihara yang sesuai. Kemudian dilanjutkan dengan membebaskan diri dari semua
rintangan-rintangan bahkan rintangan yang paling kecil dengan mencukur rambut
dan memakai jubah. Untuk melaksanakan meditasi dengan obek tanah caranya
pertama-tama membuat bulatan tanah dengan garis tengah kurang lebih satu
jengkal empat jari atau sekitar 30 cm dan tanah yang digunakan harus bukan yang
berwarna: biru, kuning, merah, putih. Karena warna-warna tersebut ada dalam
obyek kasina yang lain dan apabila mengunakan obyek tanah yag berwarna
tersebut, dikawatirkan obyek yang digunakan lebih dominan pada penggunaan warna
tanah tersebut. Kemudian melalui obyek tanah, seseorang juga harus
mengembangkan nimitta ( bayangan) dan menjaga bayangan tanah tersebut dalam
benaknya, sambil merenungkan “semoga saya terbebas dari kelapukan dan
kematian”.
Tujuh hal yang harus
diikuti dengan hati-hati oleh seseorang yng ingin menjaga kasina-nimittanya:
Ø
Tempat
tiggal
Harus bebas dari apa yang
bertentangan dengan kehidupan
bermeditasinya.
Ø
Desa
yang dikunjunginya
Sewaktu berkunjung utuk mncari
makan tidak boleh terlalu jauh, sehingga tidak akan mendapatkan kesukaran dan
kelelahan saat mencari makan.
Ø
Percakapan
Tidak terlibat dalam salah satu
macam percakapan yang bersifat keduniawian.
Ø
Pergaulan
Dalam pergaulan, diwajibkan
bergaul dengan mereka yang tekun bersamadhi.
Ø
Musim
Dalam penentuan musim saat
bermeditasi harus diperhatikan untuk mendukung pelaksanaan meditasi.
Ø
Sikap-sikap
Sikap atau posisi badan jasmani
saat bermeditasi harus dipilih yang sesuai.
Ø
Makanan
Pemilihan makanan harus yang
sesuai tidak merangsang, Tetapi yang sesuai baginya(untuk ketenangan batin dan
jasmaninya.
Dengan praktik dari meditasi dengan objek pathavi
kasina, seseorang akan memproleh keuntugan untuk memperbanyak dirinya , dapat
menciptakan kepadatan dari udara dan air sehingga ia dapat berjalan, duduk,
berbaring dsb. Diatas permukaan air ban udara.
2.
Apo kasina (perwujudan air)
Seseorang yang ingin bermeditasi
menggunakan obyek air, harus memperoleh nimitta air yang disimpan mau pun yang
tidak disimpan. Caranya dengan menampung dalam wadah yang bening kemudian
merenungkan hingga bayangan air berada dalam benak kita dan air tersebut
dijadikan obyek meditasi sambil mengulang kata “apo”.
Dengan praktik
terhadap apo kasina, ia mampu menyelam dalam tanah seakan-akan menyelam dalam
air, dapat menciptakan hujan, sungai dan laut, dapat mengguncang tanah dan
karang atau bertempat tinggal didalamnya. Dapat memancarkan air dari setiap
bagian tubuhnya. Seperti yang dikehendaki.
3.
Tejo kasina (perwujudan api)
Seseorang
yang ingin mengambil objek meditasi tejo kasina atau dengan menggunakan perwujudan api, seseorang
harus memperoleh nimitta dalam api, baik yang disiapkan terlebih dahulu maupun
yang tidak disiapkan (sepontan). Cara yang dapat digunakan bagi seseorang yang
ingin belajar dengan objek perwujan api mula-mula menyalakan api sebagai obyek,
kemudian nyala api tersebut sebagai nimitta dalam benaknya sambil mer enungkan
kata “tejo” tanpa menghiraukan warna api tersebut dengan memusatkan pikiran
pada inti apinya.
Dengan
mempraktikan tejo kasina dia dapat memperoleh kemmpuan untuk menimbulkan asap keluar dari setiap bagian
dalam tubuhnya dan api untuk turun dari langit. Ia dapat menguasai panas yang
keluar dari orang lain, dapat menciptakan segala sesuatu terbakar dengan
seketika menciptakan cahaya seakan-akan wujud dewa. Apabila saat kemtian ai
dpat membakar dirinya sendiri secara langsung dengan unsur panasnya.
4.
Vayo kasina (perwujudan udara)
Seseorang
yang ingin mempraktikkan vayo kasina ( udara), harus mengambil nimitta di udara, baik dengan mepandangan
atau dengan sentuhan. Cara mengambil obyeknya dengan memperhatikan tanaman yang
yang memiliki daun-daun yang lebat dan sejajar saat tertiup angin hingga
menyentuh tubuh jasmani. Kemudian mencatat bagian jasmani yang tersentuh angin
kemudian menyadari akan hadirnya angin, dan melaksanakan meditasia sambil
mengulangi kata “vayo”.
Dengan
mempratikkan vayo kasina seseorang dapat memperoleh kemampuan untuk menggerakan
tubuhnya seperti angin, menyebabkan angin untuk berhembus dan hujan jatuh
dimanapun ia inginkan dan dapat meniptakan suatu benda berindah sendiri dari
suatu tempat ketempat lainnya.
5.
Nila kasina (perwujudan wana
biru)
Seseorang yang mempraktikkan
meditasi dengan menggunakan obyek warna biru, harus menemukan nimita dalam
bunga teratai wara biru atau kain berwarna biru. Kemudian melaksanakan meditasi
dengan memunculkan nimitta warna biru dalam benaknya sambil mengulang kata “nilam”.
Dengan mempraktikan nila kasina ia
dapat memancari dunia dalam batas
kemampuannya dengan warna biru, menciptakan bentuk-bentuk biru,
memperoleh kemampuan terhadap
obyek-obyek yang berwarna biru dan mencapai kebebasan dengan kegiuran.
6.
Pita kasina (perwujudan warna
kuning)
Seseorang yang mempraktikan meditasi
dengan menggunakan obyek warna kuning, harus mnemukan nimitta dalam bungga
teratai warna kunng atau menggunakan
kain berwarna kuning. Kemdian melaksanakan meditasi dengan memunculkan nimitta
kuning dalam benaknya sambil mengulang kata “pitakam”.
Dengan mempraktikan dari pita
kasina, seseorang dapat memancarkan warna kuning dari jasmaninya dan
memancarkan keseluruh dunia, menciptakan bentuk-bntuk warna kuning, mengubah
suatu barang apapun menjadi emas. Dan mecapai kebebasan melalui kegiuran.
7.
Lohita kasina (perwujudan warna
merah )
Seseorang yang mempraktikan meditasi
dengan menggunakan obyek warna merah, harus mnemukan nimitta dalam gambar
lingkaran berwarna merah atau menggunakan kain berwarna merah. Kemdian
melaksanakan meditasi dengan memunculkan nimitta warna merah dalam benaknya
sambil mengulang kata “lohitakam”.
Dengan mempraktikan lohita kasina
seseorang dapat memancarkan warna merahdari jasmaninya dan memancarkan
keseluruh dunia. Menciptakan bentuk-bentuk warna merah. Dan mencapai kebebasan
melalui kegiuran.
8.
Odata kasina ( perwujudan wana putih)
Seseorang yang mempraktikan
meditasi dengan menggunakan obyek warna putih, harus mnemukan nimitta dalam
bungga teratai, melati, lily warna putih
atau menggunakan kain berwarna putih. Kemdian melaksanakan meditasi dengan
memunculkan nimitta warna putih dalam benaknya sambil mengulang kata “odata”.
Dengan mempraktikan odata kasina
seseorang dapat menciptakan bentuk-bentuk putih, mengusir rasa ngantuk,
kmalasan dan kelambanan, mengusir kegelapan, menciptakan sinar untuk melihat
bentuk seakan-akan dengan mata dewa, dan memperoleh kemampuan menguasai objek-objek yang berwarna putih dan
mecapai kebebasan melalui kegiuran.
9.
Aloka kasina (perwujudan cahaya)
Seseorang yang mempraktikan aloka
kasina, atau dengan simbol cahaya, mula-mula dengan pada sutu bidang lingkaran
sinar yang dihadapkan menghadap tembok. Kemudian cahaya di tembok tersebut
diperhaikan terus, kemudian melaksanakan meditasi dengan merenungkan pancaran
sinar yang ada dui tembok sambil merenungkan kata “aloka”.
Dengan mempraktikan aloka kasina
seseorang dapat menciptakan sinar, menjadi benda-benda materi yang berbentuk menjadi sinar, mengusir
kemalasan dan kelmbanan dan menciptakan sinar untuk melihat bentuk-bentuk
seakan-akan dengan mata dewa.
10. Paricchinna-akasa-kasina
(perwujudan ruang terbatas)
Seseorang yang mempelajari akasa
kasina, megambil nimita dengan membuat ruang yang dibatasi oleh suatu didinding. Selanjutnya harus membuat lubang yang
lebarnya satu jengkal, dalam satu tanda yang tertutup dengan baik. Kemudian
memperhatikan lubang tersebut sambil merenungkan kata “akaso”.
Dengan mempraktikan akasa kasina
seseorang dapat menemukan objek-objekyang disembunyikan,menyebabkan benda-bendamuncul
karena hilang atau disembunyikan, dapat melihat kedalam pertengahan batu karang
atau tanah, menembus mereka dan menciptakan ruang didalamnya, dan mampu
berjalan melalui dinding dan barang-baranglain yang padat
kesimpulan
Dengan
melaksanakan meditasi samatha bhavana menggunakan obyek kasina dapat mendorong
seseorang untuk mencapai jhana-jhana yang membawa seseorang untuk menuju
pembebasan. Dengan catatan apabila seorang meditator tidak melekat pada suatu
obyek kasina yang dipakai. Selain itu denga melaksanakan meditasi dengan objek
kasina dapat mendorong seseorang untuk mendapatkan kemampuan batin (abhinna)
Refrensi
Guttadhamo, Bhikkhu. 2006. Obyek-Obyek Meditasi. Semarang: Vihara
Tanah Putih.