Jumat, 05 Oktober 2012

Kalender pendidikan


Kalender pendidikan
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur. Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran.
A.    Alokasi waktu
Permulaan tahun pembelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pembelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap pembelajaran minggu, meliputi  jumlah pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat terbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pembelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk har-harii besar nasional dan hari libur khusu






Alokasi waktu pada kalender pendidikan
No
Kegiatan
Alokasi waktu
Kegiatan
1
Minggu efektif pembelajaran
Minggu 34 dan maksimum 38 minggu
Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan
2
Jeda tenggah semester
Maksimum 2 minggu
Satu minggu pada setiap semester
3
Jeda antarsemester
Maksimum 2 minggu
Antar semester I dan II
4
Libur akhir tahun pembelajaran
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pembelajaran
5
Hari libur keagamaan
Maksimum 2-4 minggu
Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif
6
Hari libur umum/nasional
Maksimum 2 minggu
Disesuakan dengan peraturan pemerintah
7
Hari libur khusus
Maksimum 1 minggu
Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing
8
Kegiatan khusus sekolah/madrasah
Maksimum 3 minggu
Digunakan untuk kegiatan yang diprogamkan  secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

B.     Penetapan kalender pendidikan
1.      Permulaan tahun pembelajaran adalah bulan juli setiap tahun dan berakhir pada bulan juni tahun berikutnya.
2.      Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
3.      Pemerintah Pusat/Propinsi/Kota/Kabupaten  dapat menetapkan hari libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
 Kesimpulan
Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan disusun oleh tiap-tiap satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen setandar isi dengan memperhatikan ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Refrensi: Hidayat, Ara dan  Imam Machali. 2010. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Educa.

Pendidikan Sebagai Pembentuk Karakter Jujur
dan Bertanggung Jawab Anak Didik
Disusun guna memenuhi tugas akhir semester II
mata kuliah dasar-dasar Pendidikan
logo stab.jpg
Disusun oleh:
Andi Setiyono
( 11.1.199 )

SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA (STAB) SYAILENDRA
SEMARANG
2012

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bangsa indonesia merupakan bangsa yang besar yang didalamnya memiliki kekayaan alam maupun sumber daya manusia yang sangat  melimpah. Sebagai bangsa yang besar, bangsa indonesia perlu mengimbangi besarnya potensi sumber daya alam yang ada dengan meningkatkan sumber daya manusia agar mampu berperan dikancah internasional. Dengan adanya pengembangan sumber daya manusia yang unggul diharapkan bangsa indonesia mampu memenuhi kebutuhan  bangsa indonesia serta membawa indonesia menjadi ujung tombak kekuatan ekonomi yang patut diperhitungkan pada masa yang akan datang.
Peningkatan sumber daya manusia haruslah segera dibanggun di Indonesia. Menciptakan manusia-manusia yang unggul harus diadakan sejak dini melalui pendidikan formal mapun non formal.  Pendidikan sejak dini ini harus dimulai dengan peningkatan pendidikan dengan terlebih dahulu pembentuk karakter anak didik yang unggul, salah satunya membentuk karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab. Dengan diberlakukannya pandidikan karakter ini diharapkan akan mampu membentuk fondasi dasar sebelum memperoleh ilmu pengetahuan umum, sehingga ilmu yang akan diperoleh nantinya akan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya tanpa adanya pihak lain yang dirugikan.
Peningkatan pendidikan karakter yang ada di Indonesia saat ini masih dirasa kurang dan perlu ditingkatkan. Peningkatan pendidikan karakter anak didik saat ini harus segera dibenahi karena banyaknya pengaruh-pengaruh dunia luar yang masuk  di Indonesia. Sehingga hal tersebut berdampak pada mulai menurunnya kualitas jati diri Bangsa Indonesia. Penurunan jati diri Bangsa Indonesia saat ini dibuktikan  dengan semakin banyaknya pejabat-pejabat negara yang melakukan perbuatan curang serta korupsi hanya untuk memuaskan nafsunya. Saat ini bangsa Indonesia juga sedang menghadapi masalah berat yang harus dilalui, yaitu terjadinya krisis multidimensi yang berkepanjangan. Masalah ini sebetulnya mengakar pada menurunnya kualitas moral bangsa yang dicirikan oleh membudayanya praktek KKN, konflik, (antar etnis, agama, politisi, remaja, antar RW, dsb) meningkatnya kriminalitas, menurunnya etos kerja, dan banyak lagi. Budaya-budaya tersebut adalah penyebab utama Negara kita sulit untuk bangkit dari krisis. Hal-hal yang buruk tersebut merupakan acuan bagi dunia agar menanamkan pendidikan agar dapat membentuk karakter yang jujur serta bertanggung jawab pada anak didik.
Untuk meningkatkan kualitas bangsa, pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan karakter yang jujur serta bertanggung jawab. Pola pendidikan yang dilakukan haruslah dilakukan sejak usia dini. Dengan pendidikan usia dini akan menjadi kerangka dasar seseorang dalam membentuk karakter di masyarakat. Selanjutnya karakter tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang unggul. Sehingga  nantinya juga akan berpengaruh terhadap kualitas suatu bangsa. Dalam peningkatan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu metode pendidikan awal yang harus diterapkan di Indonesia ini adalah dengan membangun anak didik yang jujur serta bertanggung jawab. Dengan pembanggunan  serta  pendekatan karakter kepada anak didik ini diharapkan  akan dapat mengambil keputusan dan mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungan sekitarnya.









B.     RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah  pada makalah ini adalah:
1.      Apakah pengertian pendidikan sebagai pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab pada anak didik?
2.      Apa saja landasan yang mendasar pendidikan dalam pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab pada anak didik?.
3.  Bagaimana pengaplikasi pendidikan  sebagai pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab pada anak didik di Indonesia?

C.    Tujuan penulisan makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1.     Dengan adanya makalah mengenai ini, penulis berharap akan dapat memberikan wahana pengetahuan bagi pembaca.
2.     menjadikan pedoman membentuk kepribadian anak didik yang tangguh sebagai modal awal dalam mengembangkan potensi-potensi lain dalam diri  anak didik.










BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian pendidikan sebagai pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab pada anak didik.
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat vital dalam peningkatan serta pengembangan  segala potensi dari setiap anak didik. Dengan melalui pendidikan yang baik, akan mendorong anak didik  dalam mempercepat dalam penerapan ilmu pengetuan dan teknologi yang saat ini makin berkembang pesat di dunia. melalui pendidikan pula akan dapat mempercepat dalam mengembangkan potensi yang ada dalam didalam anak didik. Akan tetapi pendidikan saja tidaklah cukup untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Pendidikan tersebut  haruslah didasari dengan karakter yang baik pula agar dapat memghasilkan ilmu yang dapat bermanfaat bagi bangsa, negara dan agama. Salah satu karakter dasar yang perlu dikembangkan anak didik saat ini agar dapat membantu mengembangkan potensi yang anak didik adalah  dengan pengembangan karakter yang jujur serta mampu bertanggung jawab. Sikap jujur serta bertanggung jawab akan dapat mendasari perilaku seorang anak dalam meningkatkan potensi lain yang ada dalam diri anak didik. Sehingga peningkatan karakter anak didik yang jujur dan bertanggung jawab  merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pengembangan diri anak didik.
Di dunia ini setiap anak didik memiliki karakter yang unik yang menonjol dari dalam diri seorang anak. Karakter tersebut salah satunya merupakan hasil bawaan dari kedua orang tuanya yang  melekat erat pada diri seorang anak. Akan tetapi pada perkembangannya karakter yang ada didalam diri anak didik lebih didominasi oleh adanya  pengaruh dunia pendidikan  serta lingkungan masyarakat yang ada disekitarnya. Karakter seseorang yang ada saat ini tidaklah murni dari bawaan dari kedua orang tuanya. Melainkan karakter tersebut  merupakan hasil adaptasi seorang anak pada lingkungan sekitarnya.
Sebagai pelajar, kita tidak asing lagi dengan istilah pendidikan. Istilah pendidikan Menurut “Langeveld”  diartikan sebagai setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak didik  tertuju kepada pendewasaan anak didik, atau lebih tepatnya   membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya)  dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa (Hasbulah. 2008:02).
Sedangkan istilah karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang  terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan  karakter bangsa.
Dengan hal ini penulis mendiskripsikan pendidikan sebagai pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab  secara sederhana dapat diartikan sebagai setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak didik  tertuju pada pembentukan watak anak didik yang jujur serta bertanggung jawab. Sehingga melalui pendidikan akan mampu menumbuhkan kejujuran yang ada dalam anak didik.  Selain itu kejujuran yang ada dalam anak didik haruslah  didasari dengan rasa tanggung jawab, sehingga akan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.
Dalam upaya menumbuhkan karakter yang jujur serta bertanggung jawab yang ada dalam diri anak didik dapat dikembangkan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal serta pembentukan karakter yang ada pada lingkungan sekitar yang dikondisikan dalam upaya menumbuhkan sikap kejujuran dan bertanggung jawab. Dengan adanya pondasi dasar melalui pendidikan yang tertuju pada karakter anak didik yang jujur serta bertangguung jawab, akan dapat dijadikan sebagai kerangka dasar dalam pengembangan akhlak baik yang lain pada anak didik. Dalam hal ini pendidikan lebih mengarah pada pembentukan dan pendewasaan serta pembentukan diri yang sifatnya prosesual, yaitu sebuah kesinambungan terus-menerus yang tertata rapi dan terorganisir. Sehingga ilmu yang diperoleh dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

B.     Landasan yang mendasar pendidikan sebagai pembentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab pada anak didik
Penanaman karakter yang jujur dan bertanggung jawab merupakan acuan yang harus segera ditanamkan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Pentingnya penanaman karakter tersebut ditujukan dengan semakin menurunnya sikap kejujuran serta bertanggung jawab dari setiap pribadi masyarakat Indonesia. Penurunan sikap jujur serta bertanggung jawab tersebut terlihat dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh sebagian pejabat negara sera prilaku kepolisian dalam menjalankan tugasnya. Dalam menjalankan tugas yang sepatutnya melindungi dan mengayomi masyarakat, banyak dari mereka yang justru melakukan perbuatan tercela seperti KKN. Hal ini menunjukan bahwa Bangsa Indonesia harus segera membenahi sistem pendidikannya.
Pendidikan yang diberikan dalam dunia pendidikan formal maupun non formal harus seimbang antara pendidikan yang tertuju pada peningkatan dan pengembangan karakter dengan pendidikan yang tertuju pada penggembangan intelektual anak didik. Dengan pembaruan sistem pendidikan yang ada diharapkan akan mampu mengulang kejayaan bangsa ini seperti, sewaktu berjayanya kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Kejayaan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia merupakan cerminan dari  pemerintahan yang jujur serta dilandasi dengn sikap tanggung jawab dari atasan (raja) hingga bawahan (pejabat kerajaan) hingga lapisan terkecil dalam masyarakat. Didalam pemerintahan raja, masyarakat-masyarakatnya tertata dengan baik. Sehingga sikap jujur serta tanggung jawab mendasari prilaku mereka dalam kesehariannya. Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman,  Bangsa Indonesia mulai kehilangan sikap jujur serta tanggung jawab akibat adanya pengaruh dari dunia barat melalui penjajahan.
Dengan adanya penjajahan yang masuk di Indonesia, tatanan yang ada didalam masyarakat mulai bergeser. Kekacauan peperangan, ketidak jujuran serta perbuatan-perbuatan tercela semakin mewabah di Indonesia. Dengan adanya gangguan yang melanda di indonesia, sikap ketidak jujuran dan rasa tanggung jawab pun mulai memudar dari kalangan masyarakat.
Perbuatan tidak jujur dan dilandasi rasa tidak tanggung jawab, pada awalnya perbuatan tersebut merupakan upaya untuk melindungi sanak saudaranya hingga barang-barang yang paling berharga dari tangan jahil penjajah. Akan tetapi setelah Bangsa Indonesia merdeka, sikap ketidak jujuran dan hilangnya rasa tanggung jawab dari kalangan masyarakat menjadikan bumerang bagi bangsa ini.  Tindakan yang awalnya berupaya untuk melindungi sanak saudara yang dicintai serta barang-barang yang berharga, berubah  menjadi kebisaan dari sebagian masyarakat Indonesia. Sehingga perbuatan-perbuatan tersebut mewabah di Indonesia.
Setelah Bangsa Indonesia merdeka, para pemuka dari seluruh Indonesia mulai merancangan landasan dasar mengenai arah dan tujuan berdirinya Bangsa indonesia termasuk didalamnya menggenai pendidikan. Tercetuslah Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan cerminan dari nilai-nilai luhur yang digali, dikembangkan serta diterapkan di Indonesia. Didalam Pembukaan UUD 1945 dialenia ke-4 salah satunya berbunyi “mencerdaskan Kehidupan Bangsa” (Dwi Winarno. 2006:165). Dari ungkapan tersebut merupakan salah satu arah dan tujuan bangsa yang berupaya untuk mencerdaskan setiap lapisan yang ada dimasyarakat. Mencerdaskan dalam hal ini mengandung arti yang sangat luas, tidak hanya berupaya dalam mencerdaskan dalam artian intelektual anak didik semata, akan tetapi kecerdasan  tersebut  merupakan kecerdasan yang meliputi kecerdasan bertingkah laku dalam masyarakat. Kecerdasan bertingkah laku ini merupakan kecerdasan dalam bersosial. Sehingga dalam bersosial tersebut anak didik dituntut untuk  menerapkan norma-norma serta nilai-nilai  yang ada didalam bermasyarakat sekitar tempat mereka tinggal yang dilandasi sikap yang  jujur dan bertanggung jawab.
Didalam UUD 1945 pasal 31 ayat 3 lebih menekankan akan pentingnya pendidikan. Didalam pasal tersebut berbunyi “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sisitem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsayang diatur dengan undang-undang” (Dwi Winarno. 2006:200). Dalam hal ini pembentukan karakter anak didik merupakan tujuan yang hendak dicapai dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.  
Pendidikan sebagai  upaya dalam penanaman sikap jujur serta bertanggung jawab, haruslah segera melebarkan sayapnya agar dapat menjangkau segala elemen yang ada dalam masyarakat. Pendidikan dalam membentuk karakter anak didik dapat dilakukan melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal serta pengkondisian sikap yang ada didalam masyarakat. Sehingga diharapkan dengan penumbuh-kembangankan karakter bangsa yang jujur serta bertaanggung jawab akan dapat melandasi setiap yang akan didiapat nantinya. Ilmu yang dilandasi oleh sikap jujur serta bertanggung jawab akan dapat dimanfaatkan lebih baik lagi dalam kehiduan sehari-hari tanpa adanya sikap yang merugikan orang lain. Selain itu, dengan mengembangkan karakter bangsa yang jujur serta bertanggung jawab, diharapkan dapat mengembalikan kejayaan Bangsa Indonesia seperti sewaktu kejayaan kerajaan Hindu-Buddha yang pernah berjaya di Indonesia.  





C.    Penerapan pendidikan dalam rangka membentuk karakter anak didik yang jujur dan bertanggung jawab di Indonesia

Penanaman kecakapan anak didik di Indonesia haruslah mulai didik  serta dibentuk sejak dini. Pendidikan usia dini pada anak didik, dapat diterapkan pada tahap awal didalam keluarga yang merupakan satu kesatuan hidup bersama (sistem sosial) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak. Sehingga peran keluarga dalam  pembentukan karakter anak didik yang jujur dan bertanggung jawab merupakan peran yang sangatlah penting.
peran orang tua dalam mendidik anak tidak sebatas tugas sampingan, tetapi justru merupakan tugas pokok. Orang tua merupakan penentu keberhasilan sang anak pada masa akan datang. Tanpa peran orang tua mustahil seorang anak akan meraih kesuksesan, meskipun ada juga sebagian anak mampu menuai kesuksesan tanpa kehadiran orang tua (Andi prastowo 2011:84).
Anak merupakan cerminan dari sikap dan prilaku orang tuanya. Setiap anak akan meniru dari prilaku orang tua lakukan. Apabila orang tua sering berbohong dihadapan orang tuanya secara langsung maupun tidak langsung perilaku tersebut akan ditiru oleh anaknya dan apabila prilaku tersebut sering dilakukan oleh orang tuanya maka hal tersebut akan menjadikan kebiasaan berbohong dalam sehari-hari. Sebaliknya apabila orang tua mengajarkan pada kejujuran, perilaku-prilaku yang bertanggung jawab dan hal-hal yang baik, maka perilaku baik tersebut akan menjadikan karakter jujur dan bertanggung jawab pada diri seorang anak. Sehingga orang tua sangat memegang peran penting dalam pembentukan karakter pada diri seorang anak.

Dalam tahap yang lebih luas pendidikan karakter dapat dilakukan didalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Dalam pendidikan formal merupakan suatu proses penanaman karakter jujur serta bertanggunng jawab yang memegang peran penting pada anak didik. Didalam dunia pendidikan formal peran guru akan menentukan prilaku yang ada didalam anak didik. Sebagai seorang guru haruslah mampu mengkondisikan suasana belajarnya agar mampu membimbing anak didiknya dalam membentuk karakter yang jujur dan bertanggung jawab.
Ditempat belajar dalam rangka menumbuhkan sikap jujur dan bertanggung jawab harus dikondisikan agar mampu berperan penuh dalam membentuk  karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab. Pengkondisian sekolah tersebut dapat berupa didirikannya “kantin kejujuran”. Kantin kejujuran merupakan suasana kantin yang dibentuk dalam kondisi tertentu tanpa adanya penjaga kantin  guna menumbuhkan sikap jujur serta bertanggung jawab yang ada dalam diri anak didik. Didalam kantin kejujuran anak didik dituntut untuk mengembangkan sikap jujur saat mengambil suatu barang dan dipertanggung jawabkan dalam bentuk pembayaran yang sesuai dengan harga barang yang sudah terterai.
Dalam menumbuh-kembangkan karakter anak didik yang jujur dan bertanggung jawab selain melalui kantin kejujuran pengembangan karakter yaang jujur serta bertanggung jawab dilakaukan oleh pihak sekolah melalui ekstakulikuler wajib pramuka. Didalam pramuka anak didik akan diarahkan untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai yang luhur yang ada dimasyarakat. Hal ini tercermin didalam dasa darma pramuka pada pasal kedelapan menguraikan bahwa “pramuka itu bertanggung jawab dan dapat dipercaya” ( Buku saku. ___:04) Dalam pasal ini anak didik dituntut untuk mengembangkan sikap yang bertanggung jawab serta prilaku yang jujur. Sehingga dengan pembekalan nilai-nilai yang luhur nantinya setiap hal yang akan dilakukan oleh anak didik didasari dengan sikap yang jujur dan bertanggung jawab.
Didalam pendidikan non formal penumbuhan karakter yang jujur dan bertanggung jawab dilakukan dalam bentuk pengkondisian lingkungan yang bersangkutan. Pendidikan non formal dalam nilai-nilai yang luhur ini dapat dilakukan dengan pengkondisian tempat-tempat kursus dalam bentuk kejujuran serta tanggung jawabnya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pengajar. Dalam pendidikan non formal pembentukan karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab lebih ditekankan pada pengkondisian lingkungan. Dengan lingkungan yang dikondisikan dalam upaya pembentukan karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab akan dapat berdampak positif pada penanaman nilai-nilai yang ada didalam masyarakat.
            Dalam hal pengembangan karakter yang jujur serta bertanggung jawab melalui pendidikan tidaklah bisa dilepaskan peran serta pendidik serta lingkungan yang sesuai. Dengan adanya lingkungan serta lingkungan yang sesuai akan dapat mempermudah penerapan karakter yang jujur serta bertanggung jawab pada diri anak didik. Pendidikan yang demikianlah yang berusaha Bangsa Indonesia tumbuhkan kembali untuk menggembalikan karakter bangsa yang mulai menurun akibat adanya pergeseran-pergeseran nilai-nilai yang ada dimasyarakat. Dengan adanya pendidikan dalam membentuk karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab, akan menjadikan kerangka dasar serta menjadi pondasi dasar dalam penggembangan moral dasar Bangsa Indonesia.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dalam menanamkan karakter yang jujur serta bertanggung jawab pada anak didik,  pendidikan haruslah memadukan antara teori dan aplikasi, teks dan konteks harus mulai diajarkan baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal.  Dengan pendidikan yang terarah dalam pembentukan karakter anak didik yang jujur dan bertanggung jawab diharapkan akan dapat mengantarkan kepada pendidikan lebih bermakna dan bermanfaat serta akan memberikan dampak kepada tebentuknya jadi diri/ karakter masyarakat Indonesia yang jujur serta bertanggung jawab. Pembangunan karakter bangsa memang harus dimulai dari membangun sejak usia dini dari setiap individu masyarakat Indonesia secara berkesinambungan dan terus-menerus, membangun karakter tidak bisa dilakukan secara cepat dan instan. Sehingga pendidikan menjadi motor dalam upaya perbaikan dan pembentukan mental karakter bangsa yang sesungguhnya, pendidikan dalam rangka membentuk karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab merupakan solusi alternatif dalam upaya membangun jati diri bangsa.  Sehingga denggan penggembangan  karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab akan mampu menjadi kerangka dasar dalam penerapan ilmu penggetahuan yang lainnya dan digunakan dengan penuh tanggung jawab.

Dalam penulisan makalah ini disangkut pautkan dengan materi dasar-dasar yang telah dipelajari mengkaitan pada sistem pendidikan nasional. Karena dalam pendidikan nasional yang dikehendaki tertuju pada pendidikan yang bersifat fungsional, yaitu berfungsi untuk kelembagaan masyarakat menuju perkembanggan kehidupan bangsa Indonesia yang menyangkut penggembangan pribadi dan watak bangsa.


B.     Kritik dan saran
Dalam makalah ini menguraiakn  pendidikan dalam rangka mengembangkan karakter anak didik yang jujur serta bertanggung jawab yang dapat dijadikan sebagai pedoman pendidikan karakter  yang ada pada anak didik. Namun dalam penulisan makalah ini penulis menyadari, bahwa masih banyak kesalahan serta kekurangannya. oleh karena itu penulis berharap kritik dan sarannya demi menyempurnakan makalah ini.
















C.    Daftar pustaka
Koesoema A, Doni. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Grasindo.

Winarno, Dwi. 2006. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta:
       PT Bumi Aksara.

_ _ _. Buku Saku Pramuka. Solo: Sendang Ilmu.

Prastowo, Andi. 2011. Seabrek Perilaku/Sikap Orang Tua Yang Harus Dihindari
       Terhadap Anak. Yogjakarta: Buku Biru.

http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195902251985031-ABD_MAJID/ARTIKEL/Peranan_Pendidik_DGB_UPI.pdf ( diakses tanggal 18 april 2012. Abd. Majid. Peran pendidik dalam upaya membentuk karakter peserta didik)
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/20237/PKM%20GT%20EFEKTIVITAS%20PENERAPAN%20PENDIDIKAN%20KARAKTER.pdf (diakses tanggal 18 april 2012. Mahardi  Safarudin . Efektivitas penerapan pendidikan karakter di indonesia dalam membangun bangsa yang maju dan beradab)