Tempat : di
Benares, di Taman Rusa Isipatana.
Latar belakang : Ketika 61 Arahat
ditugaskan untuk mengajarkan Dhamma di dunia demi manfaat banyak orang. Dengan
tujuan menjalani pergi ke kehidupan tak-berumah dengan tujuan memberikan
pentahbisan penuh.
Inti sutta :
Inti sutta :
Saranattayam (tiga
perlindungan), yaitu: Buddham saranam
gacchami, Dhammam saranam gacchami, Sangham saranam gacami. (Dutiyampi ...
Tatiyampi ... gacchami). Artinya: Aku pergi untuk berlindung pada Buddha,
Aku pergi untuk berlindung pada Dhamma, Aku pergi untuk berlindung pada Sangha.
(Untuk kedua kalinya ... Untuk ketiga kalinya ...).
Mengetahui arti kata yang benar
mengenai kata “Buddha”, “yang pergi”, dan “pergi untuk berlindung”. Buddha
(yang tercerahkan) adalah Beliau yang terbekahi, yang melalui usahanya sendiri,
tanpa guru dalam ide-ide yang belum pernah didengar sebelumnya, menemukan
sendiri kebenaran-kebenaran itu dan mencapai kemaha-tahuan di dalamnya serta
penguasaan atas semua kekuatan. Pergi berarti bertempur/perlindungan. Artinya
ketika seseorang telah pergi untuk berlindung, maka kepergian untuk berlindung sudah
bertempur, menghalau, menyingkirkan dan menghentikan rasa takut, kesedihan yang
mendalam, penderitaan, terlahir dialam yang tidak bahagia, dan kekotoran batin.
Atau dia bertempur melawan rasa takut para makhluk dengan cara menambah
kebaikan dan mencegah kejahatan, dengan cara pergi berlindung pada Buddha (yang
tercerahkan), Dhamma (kebenaran/ide yang benar), dan Sangha (persamuan). Pergi
untuk berlindung adalah munculnya pemahaman dengan keyakinan di dalamnya, di
mana kekotoran batin terhapus dan terbasmi. Artinya dengan menggunakan
munculnya pemahaman seperti “ini adalah perlindunganku, ini adalah nilai
tertinggiku, dan ketika mendekatinya dia melakukanyan dengan suatu tekad,
seperti Tapussa dan Bhallika”.
Penjelasan mengenai dua jenis
pelanggaran dan buahnya terhadap pergi untuk berlindung, yaitu pantas dicela
dan tanpa noda. Perlindungan yang pantas dicela adalah perlindungan yang
dikotori oleh munculnya ketidaktahuan, keraguan, dan pengetahuan salah tentang
sifat-sifat khusus Sang Buddha dan oleh munculnya rasa tidak hormat, dll.
Begitu pula sebaliknya. Buah sehubungan dengan perlindungan tanpa pelanggaran,
yaitu “mereka yang berlindung pada Buddha tidak akan pergi menuju samsara, dan
ketika meninggalkan kerangka manusia mereka memenuhi tubuh surgawi”.
Penjelasan tiga perlindungan melalui
perumpamaan, yaitu: Buddha bagaikan bulan purnama, Dhamma yang diajarkan oleh
Beliau bagaikan cerahnya bulan yang bersinar, dan Sangha bagaikan dunia yang
terinspirasi oleh kebahagiaan karena cerahnya bulan purnama.
Kesimpulan:
Dengan demikian munculnya tiga
perlindungan digunakan sebagai jalan yang diikuti seseorang ketika memasuki
ajaran, baik bagi umat awam atau bagi mereka yang meninggalkan kehidupan
berumah-tangga. Ketika seseorang meninggalkan kehidupan berumah tangga,
pertama-tama, dia mencukur rambut dan jenggotnya, dia harus diberi jubah
kuning, kemudian setelah menyuruhnya mengatur jubah atasnya di satu bahu, dia
harus memberi hormat di kaki para bhikkhu, dan kemudian setelah menyuruhnya
duduk di tumitnya dengan tangan dirangkapkan, dia berkata: “Aku pergi untuk berlindung
pada Buddha, aku pergi untuk berlindung pada Dhamma, aku pergi untuk berlindung
pada Sangha.
Pesan moral:
Dengan
memahami tiga perlindungan dengan benar, semoga dapat memperkuat kayakina
kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar