Kamis, 16 Oktober 2014

Saranattaya


Tempat                           : di Benares, di Taman Rusa Isipatana.
Latar belakang          : Ketika 61 Arahat ditugaskan untuk mengajarkan Dhamma di dunia demi manfaat banyak orang. Dengan tujuan menjalani pergi ke kehidupan tak-berumah dengan tujuan memberikan pentahbisan penuh.
Inti sutta                         :
Saranattayam (tiga perlindungan), yaitu: Buddham saranam gacchami, Dhammam saranam gacchami, Sangham saranam gacami. (Dutiyampi ... Tatiyampi ... gacchami). Artinya: Aku pergi untuk berlindung pada Buddha, Aku pergi untuk berlindung pada Dhamma, Aku pergi untuk berlindung pada Sangha. (Untuk kedua kalinya ... Untuk ketiga kalinya ...).
            Mengetahui arti kata yang benar mengenai kata “Buddha”, “yang pergi”, dan “pergi untuk berlindung”. Buddha (yang tercerahkan) adalah Beliau yang terbekahi, yang melalui usahanya sendiri, tanpa guru dalam ide-ide yang belum pernah didengar sebelumnya, menemukan sendiri kebenaran-kebenaran itu dan mencapai kemaha-tahuan di dalamnya serta penguasaan atas semua kekuatan. Pergi berarti bertempur/perlindungan. Artinya ketika seseorang telah pergi untuk berlindung, maka kepergian untuk berlindung sudah bertempur, menghalau, menyingkirkan dan menghentikan rasa takut, kesedihan yang mendalam, penderitaan, terlahir dialam yang tidak bahagia, dan kekotoran batin. Atau dia bertempur melawan rasa takut para makhluk dengan cara menambah kebaikan dan mencegah kejahatan, dengan cara pergi berlindung pada Buddha (yang tercerahkan), Dhamma (kebenaran/ide yang benar), dan Sangha (persamuan). Pergi untuk berlindung adalah munculnya pemahaman dengan keyakinan di dalamnya, di mana kekotoran batin terhapus dan terbasmi. Artinya dengan menggunakan munculnya pemahaman seperti “ini adalah perlindunganku, ini adalah nilai tertinggiku, dan ketika mendekatinya dia melakukanyan dengan suatu tekad, seperti Tapussa dan Bhallika”.
            Penjelasan mengenai dua jenis pelanggaran dan buahnya terhadap pergi untuk berlindung, yaitu pantas dicela dan tanpa noda. Perlindungan yang pantas dicela adalah perlindungan yang dikotori oleh munculnya ketidaktahuan, keraguan, dan pengetahuan salah tentang sifat-sifat khusus Sang Buddha dan oleh munculnya rasa tidak hormat, dll. Begitu pula sebaliknya. Buah sehubungan dengan perlindungan tanpa pelanggaran, yaitu “mereka yang berlindung pada Buddha tidak akan pergi menuju samsara, dan ketika meninggalkan kerangka manusia mereka memenuhi tubuh surgawi”.
            Penjelasan tiga perlindungan melalui perumpamaan, yaitu: Buddha bagaikan bulan purnama, Dhamma yang diajarkan oleh Beliau bagaikan cerahnya bulan yang bersinar, dan Sangha bagaikan dunia yang terinspirasi oleh kebahagiaan karena cerahnya bulan purnama.
Kesimpulan:
            Dengan demikian munculnya tiga perlindungan digunakan sebagai jalan yang diikuti seseorang ketika memasuki ajaran, baik bagi umat awam atau bagi mereka yang meninggalkan kehidupan berumah-tangga. Ketika seseorang meninggalkan kehidupan berumah tangga, pertama-tama, dia mencukur rambut dan jenggotnya, dia harus diberi jubah kuning, kemudian setelah menyuruhnya mengatur jubah atasnya di satu bahu, dia harus memberi hormat di kaki para bhikkhu, dan kemudian setelah menyuruhnya duduk di tumitnya dengan tangan dirangkapkan, dia berkata: “Aku pergi untuk berlindung pada Buddha, aku pergi untuk berlindung pada Dhamma, aku pergi untuk berlindung pada Sangha. 
Pesan moral:
            Dengan memahami tiga perlindungan dengan benar, semoga dapat memperkuat kayakina kepada Buddha, Dhamma, dan Sangha.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar