Ajaran
Buddha merupakan salah satu ajaran tertua yang masih bertahan hingga saat ini.
Hal tersebut dapat terlihat hingga saat ini bahwa ajaran Buddha mencapai usia
sekitar 2558 BE pada tahun 2014. Bertahanya ajaran Buddha hingga saat ini
dikarenakan ajaran Buddha yang memiliki relevansi dengan kehidupan manusia saat
ini. Ajaran yang menekankan pada peningkatan moralitas manusia yang diimbangi
dengan perilaku yang penuh dengan cintakasih merupakan salah satu kunci bertahanya
ajaran buddha hingga saat ini. Sebagai ajaran tua, tidak dapat dihindarkan
adanya berbagai masalah yang menghimpit dari segi ekstern dan intern.
Ajaran buddha dipandang sebagai ajaran yang sudah tidak
ideal untuk jaman saat ini. Sebagai ajaran tua, Buddhisme dipandang oleh
sebagian orang sudah tidak relevan lagi dengan kehidupan saat ini. Ajaran yang
dipandang kaku dengan mengutamakan tujuan mencapai kehidupan suci dan ajaranya
yang pasif, yang dipandang sebagian orang kurang memperhatikan kehidupan
bersosial merupakan faktor ekstern yang membuat ajaran buddha di pandang sudah
tidak relevan denga kehidupan saat ini. Selain itu, munculnya berbagai aliran
dalam Buddhisme merupakan bagian dari permasalahan yang yang sulit dihindari
oleh Buddhisme saat ini.
Buddhisme memiliki bermacam-macam aliran agama. Munculnya berbagai macam aliran-aliran yang
ada di dalam Buddhisme dipengaruhi oleh beberapa faktor. Setelah Buddha maha
parinibbana, Buddha memiliki siswa yang banyak yang tersebar luas di Hindia
maupun di negar-negara lain disekitarnya. Murid-muridnya tersebut memiliki
pandangan yang berbeda-beda dalam upaya mepertahankan dan menyebarkan
Buddhisme. Hal tersebut didasarkan pada kondisi setempat yang berbeda-beda.
Akan tetapi dari berbagai aliran Buddha tersebut, Buddhisme berusaha
menyampaikan empat kebenaran mulia.
Aliran-aliran agama tersebut merupakan memegang peran
penting dalam kelestarikan ajaran Buddha. Munculnya berbagai aliran dalam
ajaran Buddha salah satunya dipengaruhi oleh usaha dari pengikutnya untuk
mempertahankan Buddhisme menurut kondisi yang ada disekitar mereka. Sehingga
Emat Kebenaran Mulia dan sikap penuh dengan cinta kasih dapat tetap dijalankan
dengan baik. Dari berbagai aliran, Salah satu aliran tersebut adalah aliran Zen
yang dipelopori oleh Ven. Thich Nhat Hanh. Aliran Zen yang dipelopori oleh Ven.
Thich Nhat Hanh merupakan salah satu aliran Buddhisme yang berusaha untuk lebih
menekankan peraktik Five
Mindful Trainings. Dalam hal tersebut, penulis akan
berusaha menguraikan lebih lanjut berkenaan relevansi Five Mindful Trainings dalam kehidupan saat ini.
Ven. Thich Nhat Hanh merupakan salah satu guru
besar Zen saat ini yang memiliki peran penting dalam melestarikan Buddhisme.
Beliau lahir pada 11 October 1926 di Quảng Ngãi
bagian dari Vietnam tengah. Pada usia 16 tahun beliau mauk dalam kehidupan
ke-Bhikkhua-an. Dalam usaha mempelajari Buddhisme Ven. Thich Nhat Hanh
dibimbing oleh Master Thanh Quý Chân Thật yaitu seorang guru Dhyana
(seorang praktisi meditasi dari Zen). Beliau ditabiskan menjadi Bhikkhu pada
tahun 1949. Pada 1 mei 1966, beliau memperoleh “perpindahan penerangan” di
vihara Từ Hiế dari gurunya Master
Chân Thật.
Sehingga dia disebut Dharmacharya atau guru dhamma.
Ven. Thich Nhat Hanh merupakan penggagas dari “Five
Mindful Trainings” yang dipratikkan oleh
komunitas Interbeing. Ajaran “Five Mindful Trainings” merupakan
penjabaran lebih lanjut berkenaan pancasila Buddhis. Penggembangan dari lima
sila Buddhis dilaksanakan sebagaimana mestinya sesuai dengan kebutuhan atau kemampuan umat. Hal tersebut
dikembangkan oleh Ven. Thich Nhat Hanh demi kebahagian dan kesejahteraan semua makhluk. “Five
Mindful Trainings” berisikan tentang;
1.
Latiahan penuh kesadaran yang pertama adalah: menyadari sebab
dari penderitaan yang dapat merusak kehidupan. Saya berjanji untuk
mengembangkan cinta kasih dan belajar untuk menjalaninya demi melindungi
kehidupan banyak orang, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan mineral. Saya tidak
menindas dengan kejam, tidak membiarkan kejam terhadap semua dan tidak
mengkondisikan berbagai perbuatan kejam dalam ucapan, dalam pikiran dan dalam
jalan hidup saya
2.
Latiahan penuh kesadaran yang kedua adalah: sadar dari adanya
penderitaan yang disebabkan oleh ekploitasi, menuduh, mencuri, menindas. Saya
berjanji untuk mengembangkan cinta kasih dan belajar menjalankan bekerja demi
kebaikan senua makhluk, baik manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan mineral.
Saya berjanji untuk melaksanakan kedermawanan, meluangkan waktu saya, energi
dan materi kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Saya tidak menyetujui
untuk mencuri dan mengambil yang seharusnya milik orang lain. Saya akan
menghormati orang lain, dan saya akan mencegah orang lain memanfaatkan
penderitaan orang atau penderitaan dari semua jenis yang ada di dunia
3.
Latiahan penuh kesadaran yang ketiga adalah: sadar dari
adanya penderitaan yang disebabkan oleh seksual yang tidak benar. Saya berjanji
untuk bertanggung jawab dan belajar menjalankan untuk melindungi demi keamanan
dan integritas dari individu, pasangana, keluarga dan masyarakat. Saya tidak
membiarkan hubungana sek tanpa cinta dan komitmen dalam jangka panjang. Demi
menjaga kebahagiaan dari diri saya dan orang lain. Saya berjanji untuk menjaga
komitmen saya dan komitmen orang lain. Saya akan melakukan segalanya dengan kekuatan saya untuk melindungi
anak-anak dari paksaan seksual danmelindungi pasangan saya dan keluarga dari
perilaku seksual yang tidak benar
4.
Latiahan penuh kesadaran yang keempat adalah: sadar dari
adanya penderitaan yang disebabkan oleh ucapan yang tidak sadar dan tidak
pantas untuk didengar orang lain. Saya berjanji untuk mengembangkan ucapan
penuh cinta kasih dan bersedia mendengarkan orang lain untuk berbagi kesenangan
dan kebahagiaan kepada orang lain dan gambaran orang lain dari penderitaan
mereka. Mengetahui bahwa ucapan dapat membuat kebahagiaan dan penderitaan, saya
berjanji untuk belajar berbicara yang sesungguhnya, dengan ucapan yang penuh percaya diri, kebahagiaan
dan harapan. Saya tidak membiarkan menyebarkan berita yang saya tidak
mengetahuinya secara sunguh-sungguh dan tidak mengkritik atau berburuk sangka
dari yang saya tidak tahu kebenarannya. Saya akan menghindari dari ucapan yang
sama sekali tidak bersumber yang yang dapat menyebabkan golongan atau
oerpecahan atau yang dapat menjadi sebab keluarga atau kelompok menjadi rusak.
Saya akan membuat semua usaha untuk melakukan perundingan dan menyelesaikan
semua konflik , walaupun kecil.
5.
Latiahan penuh kesadaran yang kelima adalah: sadar dari
adanya penderitaan yang disebabkan oleh makanan yang tidak sadar. Saya berjanji
untuk mengembangkan yang baik bagi kesehatan, baik fisik maupun mental, untuk
diri ku sendiri, untuk keluargaku, dan untuk masyarakatku dengan makan dengan
penuh kesadaran, minum dan mengkonsumsinya. Saya bertekat untuk mengkonsumsi
yang dapat memelihara kedamaian, kebaikan makhluk hidup dan kebahagiaan di
dalam tubuh saya, dalam kesadaranku, dan selektive dan penuh pertimbangan dan
kesadaran dari keluarga dan masyarakat. Saya tidak membiarkan untuk menggunakan
alkohol atau minuman keras atau semua jenis yang berisikan racun, juga seperti isi dari program TV, majalah, buku, film dan
percakapan. Saya sadar bahwa tubuh saya atau kesadaran saya dengan racun
berarti telah menghormati leluhur saya, orang tua, masyarakat saya, dan masa
depan generasi saya. Saya akan bekerja menghindari kekerasan, kecurangan,
kemarahan dan kekacauan di dalam diri saya sendiri, dan di masyarakat dengan
mempraktikan diet untuk diri saya sendiri dan untuk mayarakat. Saya
mengerti bahwa diet tepat adalah penting
untuk kepentingan diri sendiri maupun kepentingan dari masyarakat.
Five Mindful Trainings memiliki relevansi besar dalam kehidupan sehari-hari. Praktik “Five Mindful Trainings” dapat
memberikan kehidupan yang bermanfaat bagi diri sendiri maupun masyarakat. Hal
tersebut apa bila dilaksanakan dengan baik akan memberikan kedamaian dalam
masyarakat. Selain itu, keserakahan, napsu keinginan dan kebencian akan dapat
dikendalikan dengan baik. Dalam kehidupan monastice atau kehidupan
ke-Bhikkhu-an ajaran “Five Mindful
Trainings” sangat relevan. Hal
tersebut dapat mengikis segal kekotoran batin serta munculnya kesalahpahaman
dalam masyarakat yang biasany disebabkan oleh ucapan dan prilaku yang kurang
benar di masyarakat. Selain itu, ajaran dalam “Five Mindful Trainings” dapat memberi pedoman bagi para Bhikkhu
dalam rangka merealisasikan Nibbana. Serta, “Five
Mindful Trainings akan dapat meningkatkan keyakinan umat kepada ajaran
Buddha.
Five Mindful Trainings dapat
meningkatkan keyakinan umat terhadap Buddhisme. Hal tersebut ditunjukan dengan
adanya perilaku dari seorang Bhikkhu yang menjalankan ajaran Buddha dengan
serius. Dengan adanya prilaku seorang Bhikkhu yang menjalankan ajaran Buddha
dengan baik, secara perlahan kehidupan masyarakat akan termotifasi untuk
menjalankan ajaran Buddha seperti yang dilaksanakan oleh seorang Bhikkhu yang
taat. Akan tetapi, penerapan “Five
Mindful Trainings” dalam masyarakat bukan berarti prakti ajaran tesebut
tanpa masalah.
Keberadaan “Five Mindful Trainings” kurang dapat diterapkan
dalam kehidupan berumah tangga. Hal tersebut dikarenakan dalam kehidupan
perumah tangga setiap harinya sangat berhubungan erat dengan permasalah-permasalah
yang bertentangan dengan pelaksanaaan “Five
Mindful Training”. Hal tersebut seperti halnya kehidupan sebagai seorang
petani yang berusaha memelihara tanamannya dari ancaman hama. Ketika mereka
kurang bijak menerapkan “Five Mindful
Trainings” dalam kehidupan mereka, justru mereka akan mengalami kerugian
yang berdampak pada kehidupan diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Permasalahan
selanjutnya jika “Five Mindful Trainings”
dalam kehidupan masyarakat Buddhis yang sebagian besar bermata pencahariaan
sebagai seorang nelayan. sebagai seorang nelayan akan sulit dihindarkan adanya
pembunuhan dalam proses memenuhi kebutuhan keluarga. Hal tersebut tentunya
tidak mudah untuk diubah dalam waktu singkat. Butuh proses panjang untuk
mengubah profesi mereka. Akan tetapi apabila dapat dilaksanakan, akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan mereka. Karena ajaran “Five Mindful Trainings” dapat membimbing pada perbaikan moralitas
yang ada dimasyarakat.
Praktik “Five Mindful Trainings” memberikan
manfaat dalm kehidupan bermasyarakat. Seorang petani dapat menghindari
pembunuhan dan menjaga kesetabilan lingkungan, kesetabian lingkungan menjadi
sarana dalam peningkatan kesetabilan pangan di Indonesia saat ini. Seperti
halnya petani, jika profesi nelayan secara perlahan dapat diubah dengan menghindari
pembunuhan tentunya kondisi laut akan terjaga dengan potensi sumber daya laut
yang melimpah dapat dimanfaatkan untuk sarana pariwisata ataupun pemberdayaan
laut tanpa adanya satu pihak yang dirugikan.
Refrensi
Hanh, Thich Nhat. 2005. Being Peace. Calivornia: Parallax Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar