Sebelum dhamma pada malam ini di
mulai, marilah kita mengagungkan guru junjungan kita
“Nammo
tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassā” 3x
Buddhaṁ
saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ
saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ
saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi
Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi
Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saya
berlindung kepada Buddha.
Saya
berlindung kepada Dhamma.
Saya
berlindung kepada Sangha.
Kedua
kalinya Saya berlindung kepada Buddha.
Kedua
kalinya Saya berlindung kepada Dhamma.
Kedua
kalinya Saya berlindung kepada Sangha.
Ketiga
kalinya Saya berlindung kepada Buddha.
Ketiga
kalinya Saya berlindung kepada Dhamma.
Ketiga
kalinya Saya berlindung kepada Sangha.
Selamat
siang, Nammo Buddhaya
Ibu-ibu yang saya hormat, puja
syukur marilah kita atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana (Buddha,
Dhamma, Sangha). Sehingga pada kesempatan ini, kita memperoleh karma baik dan
dapat berkumpul kembali dalam kegiatan puja bakti rutin di Vihara Setti Dhamma
tanpa ada halangan suatuapapun.
Ibu-ibu
yang saya hormati pada kesempatanng yang
berbahagi ini saya akan menguraikan sekilas tentang keyakinan dalam umat
Buddha. Namun sebelumnya saya akan bertanya kepada ibu-ibu yang hadir disini:
“menurut ibu-ibu kepercayaan dalam Agama Buddha itu yang seperti apa?”
Ibu-ibu
yang saya hormati kepercayaan dalam ajaran Buddha memiliki tiga aspek utama.
“Apakah tiga aspek itu?”.
1.
Mengerti
Dalam
ajaran Buddha kita diajarkan untuk mengali segala sesuatu informasi tertentu
sebelum kita mempercayai akan kebenarannya. Dalam upaya memperoleh informasi
yang lengkap kita mengusahakan untuk belajar. Begitu pula dalam memahami ajaran
buddha, kita hendaknya menggalinya melalui belajar. Belajar dhamma dapat
dilakukan melalui membaca buku-buku berkenaan ajaran buddha, maupun
mendengarkan dhamma ajaran Buddha. Sehingga melalui proses belajar yang benar
kita akan mendapatkan pengertian yang semakin dalam berkenaan ajaran Buddha.
2.
Menerima
Tahap
selanjutnya dalam mempelajari Dhamma ajaran Buddha hendaknya kita mau meneria.
Ketika kita memiliki pengertian yang benar berkenaan ajaran Buddha, ajaran
tersebut haruslah kita terima sebagai suatu kebenaran. Seperti halnya ketika
kita sudah mengerti bahwa segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan unsur
adalah tidak kekal, contohnya batu yang besar yang dapat mengalami perubahan
setahap demi setahap karena terkikis oleh lumut. Maka, hukum kebenaran tersebut
hendaknya kita terima sebagai suatu kebenaran.
3.
Menjalankan
Ketika
kita sudah mampu mengerti dan menerima ajaran Buddha tersebut, marilah kita
melatihnya secara perlahan demi perlahan tetapi berusaha untuk ditegakkan.
Suatu ajaran akan dapat bernanfaat ketika kita mampu untuk melaksanakan ajaran
tersebut. Dengan melatih ajaran-ajaran buddha tersebut akan menguatkan
keyakinan kita terhadap ajaran para buddha.
Ibu-ibu yang saya hormat, kepercayan dalam ajaran buddha itu seperti
halnya ketika kita akan pergi ke semarang. “Bagaimanakah caranya kita agar
dapat pergi ke tempat tujuan kiya?”. Sebelum kita harus tau jalan menuju
Semarang, kita hendaknya belajar untuk mengetahui letak Semarang, dan jalan
menuju ke Semarang tersebut. Kita dapat mengetahui infonya melalui bertanya,
membaca buku maupun cara lain agar kita dapat menuju Semarang.
Tahap selanjutnya kita hendaknya mau
untuk menerima info tersebut. Saat kita bertanya bahwa untuk menuju ke Semarang
kita harus melalui Klero dan naik bus jurusan Solo-Semarang dengan melewati
daerah Bawen-Ungaran agar dapat menuju tempat tujuan kita yaitu Semarang. Maka
nfo yang benar tersebut haruslah kita terima sebagai suatu kebenaran.
Dalam
tahap ke tiga, ajaran tersebut hendaknya dipraktikan. Ketika kita mempraktikan
ajaran yang telah kita terima akan semakin menguatkan keyakinan kita menuju
tujuan akhir. Seperti halnya ketika akan menuju ke Semarang hita haruslah
mempraktikan info yang telah kita terima agar sampati ke Semarang. Apabila info
yang telah kita terima tidak kita praktikan, itu seperti halnya ajaran kosong.
Karena ajaran tersebut tidak membawa kemajuan batin seseornag yang
mendengarkanya. Ajaran tersebut akan bermanfaat jika seseorang mampu untuk
melaksanakannya. Jika seseorang melaksanakan ajaran yang diajarkan Buddha akan
semakin memperkuat keyakinan mereka. Contoh sseorang yang akan pergi ke
Semarang dapat dijadikan sebagai perumpamaan meningkatnya keyakinan seseorang.
Ketika seseorang benar-benar mengetahui bahwa mereka melewati Klero untuk ke
Semarang, maka akan meningkatkan keyakinan mereka untuk melaksanakan ajaran
yang selanjutnya yaitu menuju daerah Bawen dan Ungaran. Ketika mereka
mengetahuinya maka keyakinan mereka akan semakin besar untuk menuju tujuan
akhir (Semarang). Begitu pula ajaran Buddha yang dilaksanakan akan semakin
meningkatkan kepercayaan akan tujuan akhir (Nibbana).
Ibu-ibu yang saya hormati, syair
yang telah pertama kali saya sampaikan tadi yaitu tentang saraṇagamanapāṭhaṁ (kalimat perlindungan). Mengapa dalam syair
tersebut kita membacanya di ulang-ulang tiga kali?. Menurut info yang saya
peroleh dari Bhante Dhammasubho Mahatera, syair tersebut salah satu tujuanya
adalah supaya kita semakin percaya akan ajaran Buddha. Sebagai contoh, ketika
kita bertamu di tempat orang lain dan di berikan hidangan, kita akan semakin marem jika yang memiliki rumah mempersilakan
kita sampai tiga kali bahkan lebih. Ketika kita dipersilahkan pertama kali,
mungkin kita masih ragu-ragu apakan benar-benar dipersilakan untuk dimakan
kita. Ketika kita dipersilahkan kedua kali maka akan semakin menguatkan
persepsi kita bahwa makanan tersebut memang untuk kita dan ketika kita
dipersilahkan untuk yang ke tiga kalinya atau bahkan lebih, maka hal tersebut
menjadi kemantapan bagi kita untuk memakan makanan tersebut. Begitu pula ajaran
buddha, ketika kita berulang-ulang, mengucapkan syair tersebut akan semakin
meningkatkan keyakinan dalam diri kita tentang ajaran Buddha. Hingga seseorang
mampu untuk menerima, mlaksanakan. Sehingga hat tersebut akan semakin memunculkan
keyakinan yang kuat bagi kita terhadap ajaran para Buddha. Supaya, kita dapat
terbebas dari penderitaan untuk merealisasikan Nibbana.
Demikian
Dhamma pendek yang saya sampaikan, semoga dapat dipetik manfaatnya bahwa dalam
ajaran Buddha memiliki tiga aspek keyakinan. Tiga aspek keyakinan tersebut
meliputi mengerti, menerima dan menjalankannya. Dan saya minta maaf apabila
dalam menyampaikan dhamma banyak kesalahan serta tutur kata yang kurang
berkenan. Sekian terima kasih
Sabbe
satta bhavantu sukhi tatha
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Namo Buddhaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar