Senin, 06 April 2015

tiga aspek keyakinan dalam Buddhisme

              Sebelum dhamma pada malam ini di mulai, marilah kita mengagungkan guru junjungan kita
“Nammo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassā” 3x
Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Dutiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Buddhaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Dhammaṁ saraṇaṁ gacchāmi.
Tatiyampi Saṅghaṁ saraṇaṁ gacchāmi.

Saya berlindung kepada Buddha.
Saya berlindung kepada Dhamma.
Saya berlindung kepada Sangha.
Kedua kalinya Saya berlindung kepada Buddha.
Kedua kalinya Saya berlindung kepada Dhamma.
Kedua kalinya Saya berlindung kepada Sangha.
Ketiga kalinya Saya berlindung kepada Buddha.
Ketiga kalinya Saya berlindung kepada Dhamma.
Ketiga kalinya Saya berlindung kepada Sangha.

Selamat siang, Nammo Buddhaya
            Ibu-ibu yang saya hormat, puja syukur marilah kita atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangha). Sehingga pada kesempatan ini, kita memperoleh karma baik dan dapat berkumpul kembali dalam kegiatan puja bakti rutin di Vihara Setti Dhamma tanpa ada halangan suatuapapun.
Ibu-ibu yang saya hormati pada kesempatanng  yang berbahagi ini saya akan menguraikan sekilas tentang keyakinan dalam umat Buddha. Namun sebelumnya saya akan bertanya kepada ibu-ibu yang hadir disini: “menurut ibu-ibu kepercayaan dalam Agama Buddha itu yang seperti apa?”
Ibu-ibu yang saya hormati kepercayaan dalam ajaran Buddha memiliki tiga aspek utama. “Apakah tiga aspek itu?”.
1.      Mengerti
Dalam ajaran Buddha kita diajarkan untuk mengali segala sesuatu informasi tertentu sebelum kita mempercayai akan kebenarannya. Dalam upaya memperoleh informasi yang lengkap kita mengusahakan untuk belajar. Begitu pula dalam memahami ajaran buddha, kita hendaknya menggalinya melalui belajar. Belajar dhamma dapat dilakukan melalui membaca buku-buku berkenaan ajaran buddha, maupun mendengarkan dhamma ajaran Buddha. Sehingga melalui proses belajar yang benar kita akan mendapatkan pengertian yang semakin dalam berkenaan ajaran Buddha.
2.      Menerima
Tahap selanjutnya dalam mempelajari Dhamma ajaran Buddha hendaknya kita mau meneria. Ketika kita memiliki pengertian yang benar berkenaan ajaran Buddha, ajaran tersebut haruslah kita terima sebagai suatu kebenaran. Seperti halnya ketika kita sudah mengerti bahwa segala sesuatu yang terbentuk dari perpaduan unsur adalah tidak kekal, contohnya batu yang besar yang dapat mengalami perubahan setahap demi setahap karena terkikis oleh lumut. Maka, hukum kebenaran tersebut hendaknya kita terima sebagai suatu kebenaran.
3.      Menjalankan
Ketika kita sudah mampu mengerti dan menerima ajaran Buddha tersebut, marilah kita melatihnya secara perlahan demi perlahan tetapi berusaha untuk ditegakkan. Suatu ajaran akan dapat bernanfaat ketika kita mampu untuk melaksanakan ajaran tersebut. Dengan melatih ajaran-ajaran buddha tersebut akan menguatkan keyakinan kita terhadap ajaran para buddha.
            Ibu-ibu yang saya hormat,  kepercayan dalam ajaran buddha itu seperti halnya ketika kita akan pergi ke semarang. “Bagaimanakah caranya kita agar dapat pergi ke tempat tujuan kiya?”. Sebelum kita harus tau jalan menuju Semarang, kita hendaknya belajar untuk mengetahui letak Semarang, dan jalan menuju ke Semarang tersebut. Kita dapat mengetahui infonya melalui bertanya, membaca buku maupun cara lain agar kita dapat menuju Semarang.
            Tahap selanjutnya kita hendaknya mau untuk menerima info tersebut. Saat kita bertanya bahwa untuk menuju ke Semarang kita harus melalui Klero dan naik bus jurusan Solo-Semarang dengan melewati daerah Bawen-Ungaran agar dapat menuju tempat tujuan kita yaitu Semarang. Maka nfo yang benar tersebut haruslah kita terima sebagai suatu kebenaran.
Dalam tahap ke tiga, ajaran tersebut hendaknya dipraktikan. Ketika kita mempraktikan ajaran yang telah kita terima akan semakin menguatkan keyakinan kita menuju tujuan akhir. Seperti halnya ketika akan menuju ke Semarang hita haruslah mempraktikan info yang telah kita terima agar sampati ke Semarang. Apabila info yang telah kita terima tidak kita praktikan, itu seperti halnya ajaran kosong. Karena ajaran tersebut tidak membawa kemajuan batin seseornag yang mendengarkanya. Ajaran tersebut akan bermanfaat jika seseorang mampu untuk melaksanakannya. Jika seseorang melaksanakan ajaran yang diajarkan Buddha akan semakin memperkuat keyakinan mereka. Contoh sseorang yang akan pergi ke Semarang dapat dijadikan sebagai perumpamaan meningkatnya keyakinan seseorang. Ketika seseorang benar-benar mengetahui bahwa mereka melewati Klero untuk ke Semarang, maka akan meningkatkan keyakinan mereka untuk melaksanakan ajaran yang selanjutnya yaitu menuju daerah Bawen dan Ungaran. Ketika mereka mengetahuinya maka keyakinan mereka akan semakin besar untuk menuju tujuan akhir (Semarang). Begitu pula ajaran Buddha yang dilaksanakan akan semakin meningkatkan kepercayaan akan tujuan akhir (Nibbana).
            Ibu-ibu yang saya hormati, syair yang telah pertama kali saya sampaikan tadi yaitu tentang saraṇagamanapāṭhaṁ (kalimat perlindungan). Mengapa dalam syair tersebut kita membacanya di ulang-ulang tiga kali?. Menurut info yang saya peroleh dari Bhante Dhammasubho Mahatera, syair tersebut salah satu tujuanya adalah supaya kita semakin percaya akan ajaran Buddha. Sebagai contoh, ketika kita bertamu di tempat orang lain dan di berikan hidangan, kita akan semakin marem jika yang memiliki rumah mempersilakan kita sampai tiga kali bahkan lebih. Ketika kita dipersilahkan pertama kali, mungkin kita masih ragu-ragu apakan benar-benar dipersilakan untuk dimakan kita. Ketika kita dipersilahkan kedua kali maka akan semakin menguatkan persepsi kita bahwa makanan tersebut memang untuk kita dan ketika kita dipersilahkan untuk yang ke tiga kalinya atau bahkan lebih, maka hal tersebut menjadi kemantapan bagi kita untuk memakan makanan tersebut. Begitu pula ajaran buddha, ketika kita berulang-ulang, mengucapkan syair tersebut akan semakin meningkatkan keyakinan dalam diri kita tentang ajaran Buddha. Hingga seseorang mampu untuk menerima, mlaksanakan. Sehingga hat tersebut akan semakin memunculkan keyakinan yang kuat bagi kita terhadap ajaran para Buddha. Supaya, kita dapat terbebas dari penderitaan untuk merealisasikan Nibbana.
Demikian Dhamma pendek yang saya sampaikan, semoga dapat dipetik manfaatnya bahwa dalam ajaran Buddha memiliki tiga aspek keyakinan. Tiga aspek keyakinan tersebut meliputi mengerti, menerima dan menjalankannya. Dan saya minta maaf apabila dalam menyampaikan dhamma banyak kesalahan serta tutur kata yang kurang berkenan. Sekian terima kasih
Sabbe satta bhavantu sukhi tatha
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Namo Buddhaya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar