Hananti bhagā
dummedhaṁ
Na ca pāragavesino
Bhogataṇhāya dummedho
Hanti aññeva
attanaṁ
Kekeyaan dapat menghancurkan orang bodoh, tetapi tidak
dapat menghancurkan mereka yang mencari pantai sebrang (Nibbana). Karena
serakah dan kekayaan, orang bodoh akan menghancurkan orang lain serta dirinya
sendiri
Sesepuk pinisepuh
yang kami hormati,
Bapak kepala
Vihara beserta perangkatnya yang kami hormati,
Ibu Bapak
yang kami hormati serta sodara-sodari yang kami cintai.
Sebulumnya
marilah kita menagungkan guru besar junjungan kita Nammo Buddhaya.
Merupakan
salah satu berkah Karma baik kita
dapat berkumpul dalam acara puja bakti pada kesempatan malam ini tanpa adanya
suatu halangan apapun. Walaupun kondisi yang agak dingin, tapi ibu bapak dan
sodara-sodari tetap semangat dalam mengikuti kegiatan puja bakti. Pada
kesempatan ini mungkin Ibu bapak dan sodara-sodari merasa heran kedatangan
orang-orang asing, yang belum pernah bertemu dengan panjenengan semua, kalaupun bertemu mungkin hanya sekilas dijalan.
Ibu bapak dan sodara-sodari yang berbahagia kerap kali kita mendengar istilah
“tak kenal maka tak sayang”, maka dari itu perkenankan saya memperkenalkan diri
saya. Perkenalkan nama saya Andi Setiyono. Saya berasal dari Tuntang, tepatnya
di dusun Joyo, desa Tlogo.
Ibu bapak dan
sodara-sodari yang saya banggakan, Sebelumnya ijinkan saya duduk di depan sini untuk
belajar dhamma bersama bapak ibu di vihara Karuna Phala dan sharing kepada ibu bapak berkenaan
ajaran guru Buddha, atau lebih mudahnya saling berbagi pengalaman dan
pengetahuan berkenaan ajaran guru Buddha.
Ibu bapak dan
sodara-sodari se-Dhamma yang saya banggakan, apakah panjenengan mengetahui di negara mana kita tinggal? Ibu-bapak, kita
saat ini berada di negara Indonesia.
Negara yang telah diperjuangkan oleh para leluhur dari para penjajahan. Dan
juga, negara kita merupakan salah satu negara yang memiliki bentangan alam yang
sangat luas. Coba ibu bapak lihat,
seberapa kayanya kondisi negara kita ini, terbentang dari Sabang hingga
Merauke. Negara kita memiliki potensi sumber daya alam yang sangat melimpah,
yang berada di air sepertihalnya ikan-ikan yang melimpah, dan cadangan minyak
bumi, daratan flora dan fauna yang melimpah bahkan di udara kita terdapat burung
yang berterbangan dan berlalulalang dengan bebasnya. Seperti halnya nyanyian
Kus Plus:
“Baukan
lautan tapi kolam susu,
Jaring dan
jala cukup menghidupimu,
Tiada hujan-tiada badai ku temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu”
Ibu bapak dan sodara-sodari se-Dhamma yang
berbahagia, kondisi tersebut semakin lama semakin berubah dengan munculnya manusia-manusia
sampah. Dalam hal ini, seseorang dikatakan sebagai manusia sampah bukan karena
mereka terlahir dalam kasta rendah ataupun seseorang yang bekerja sebagai
penyapu jalanan. Tetapi dalam Vasala Sutta buddha menjelaskan bahwa siapa saja
yang marah, yang memiliki niat buruk, yang berpikiran jahat dan iri hati, yang
berpandangan salah dan penuh dengan tipu muslihat dialah yang disebut manusia
sampah. Selain itu orang yang memiliki keserakahan, tidak memiliki pengendalian
diri seperti para koruptor, mereka mengumpulkan harta kekayaan yang nantinya
akan menghancurkan kodisi lingkungan mereka berada dan bahkan mereka semakin
merusak diri mereka sendiri, yang membawa mereka terjerat dalam penderitaan
Ibu bapak dan
sodara-sodari se-Dhamma kita juga sering kali dalam kehidupan keseharian kita
sering melakukan pemborosan. Pemborosan dalam hal ini bukan terbatas pada
mengguanakan uang yang semau kita untuk barang-barang tertentu. Tetapi
pemborosan itu juga dapat berupa kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan segala
sesuatu, sehingga menimbulkan peborosan. Contohnya dalam keseharian, di
karenakan terburu-buru kita terkadang lupa untuk mematikan lampu dan pam air
bersih. Ibu bapak dan sodara-sodari se-Dhamma perlu kita sadari bahwa sebagian
besar lampu pada saat ini menggunakan listrik sebagai tenaga untuk menyalakan
lampu, begitu pula pompa air. Sedangkan listrik tersebut dapat menyala karena
adanya PLTU yang bersumber dari batubara yang ditambang. Dengan semakin sering
kita menambang kekayaan alam kita, maka cadangan sumberdaya alam kita akan
menurun. Selain itu, proses penambangan yang tidak benar menimbulkan kerusakan
besar bagi alam. Hal sepele seperti itu lah Ibu bapak dan sodara-sodari
se-Dhamma yang sering kita lupakan yang dampaknya akan semakin besar di
kemudian hari.
Dampak dari
kurangnya kesadaran menyebabkan ketidak seimbangan kondisi alam. Ibu bapak dan
sodara-sodari se-Dhamma mungkin mulai merasakan dampak pencemaran itu, seperti
musim yang tak dapat di prediksi lagi, dimusim kemarau yang harusnya kering
akan tetapi pada saat ini masih dilanda hujan atau sebaliknya. Sehingga panen
sekarangpun juga sulit untuk diprediksi lagi. Selain itu, banyak pula lahan
sawah yang kekeringan dan di serang hama: wereng, tikus, dan sebagainya.
Keserakahan
manusia menimbulkan hewan-hewan yang ada disekitar kita semakin berkurang.
Kondisi hewan saat ini mengenaskan. Banyak hewan yang dijadikan objek
perburuan, untuk dimanfaatkan daging, kulit ataupun sekedar koleksi semata. Tanpa
disadari kondisi tersebutlah yang menyebabkan kondisi alam tak seimbang. Dengan
semakin maraknya perburuan ular maka tikus sawah akan meraja lela dan merusak
tanaman penduduk yang menyebabkan gagal panen.
Ibu bapak dan
sodara-sodari se-Dhamma yang berbahagia, Menurut panjenengan bagaimanakah kita untuk menjaga lingkungan kita agar
tetap seimbang dan lestari dan jauh dari banjir? Untuk menjaga agar alam ini
tetap lestari kita dapat memulai dengan menjaga lingkungan kita, dengan cara
tidak membuang sampah kesembarang tempat, menghemat listrik dan air, serta
tidak melakukan pembunuhan makhluk hidup agar alam ini dapat seimbang sehingga
dapat mendukung tercapainya panen yang maksimal. Selain itu, marilah kita
belajar untuk selalu sadar setiap saat melalui praktik meditasi. Dengan
melaksanakan meditasi batin kita akan tenang dan dapat memiliki kepekaan
terhadap masalah yang ada lingkingan kita. Sehingga masalah apapun dapat kita
selesaika dengan segera dan bijaksana. Termasuk juga pada permasalahan yang ada
di alam ini..
Demikianlah
Dhamma singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga apa yang telah saya sampaikan
dapat dipetik yang bermanfaat bagi kehidupan kita sehari-hari. Dan apabila
masih terdapat banyak salah-salah kata dalam saya menyampaikan, saya mohon maaf.
Sekian terima kasih
Sabbe satta bhavantu
sukhi tatha
Semoga
semua makhluk hidup berbahagia
Namo
Buddhaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar