Kamis, 02 April 2015

Avijja dan Sankhara

Avijja dan Sankhara

Avijja paccaya Sankhara : Dengan adanya Avijja (kebodohan batin), maka munculah Sankhara (bentuk-bentuk kamma).
Avijja yang menjadi sebab Sankhara mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu:
1.      Anana lakkhana : tidak berpengetahuan atau yang bertentangan dengan panna sebagai sifatnya.
2.      Sammohana rasa : mempunyai keadaan bersekutu dan orang yang sedang timbul Moha berhubungan dengan kebingungan, kebodohan dan kegelapan sebagai pekerjaan.
3.      Chadana paccupatthana : mempunyai keadaan tersembunyi dalam obyek sebagai hasil. (Tidak bisa melihat hakekat yang sesungguhnya dari obyek itu).
4.       Asava padathhana : ada asava sebagai sebab yg terdekat.
Wujud asli avijja ini adalah Moha-Cetasika. Ketidaktahuan 8 macam dhamma, yaitu Tidak tahu Ariya sacca 4,  tidak tahu atita (yang lalu) 1, tidak tahu Anagata (yg akan datang) 1, tidak tahu Atita dan Anagata 1, dan tidak tahu paticcasamuppada 1.
Avijja ini yg merupakan faktor yang menimbulkan Sankhara. Maka itu Avijja itu menjadi sebab (Paccaya) dan Sankhara menjadi akibat (Paccayupanna). Sankhara yg timbul sebagai akibat dari Avijja terdiri dari 3 yaitu :
1.      Apunnabhisankhara yaitu kehendak jahat yang membawa celaka. Wujud aslinya adalah cetana dalam Akusala Citta 12. Jika cetana ini melakukan sesuatu yang menimbulkan kejahatan, akan menjadi jalan yang membawa tumimbal lahir ke Apaya bhumi. Cetana ini timbul karena kekuatan Avijja (Moha).
2.      Punnabhisankhara yaitu kehendak baik yang membawa pahala/akibat baik. Wujud aslinya adalah cetana dalam mahakusala citta 8 dan dalam Rupavacarakusala citta 5, jumlah Cetana 13. Cetana melakukan sesuatu yang akan menimbulkan kebaikan, yang akan membuat tumimbal lahir di kamasugati bhumi dan rupa bhumi sesuai dengan kamma yang dilakukannya. Cetana ini termasuk cukup baik namun belum yang paling baik karena belum terbebas dari dukkha dan setelahnya akan kembali pada lingkaran tumimbal lahir. Kusala yang paling tinggi adalah Lokuttara kusala yang akan membuat terbebas dari dukkha dan tidak akan kembali pada lingkaran tumimbal lahir lagi.Sebab yang membuat cetana tidak dapat menimbulkan kusala yang paling tinggi adalah karena adanya Avijja.
3.      Anenjabhisankhara yaitu kehendak yang tenang/tidak tergoyang, yang merupakan kehendak/cetana dari hasil pikiran Samadhi, yang tenang yang telah mencapai Arupa Jhana. Wujud aslinya adalah cetana dalam Arupavacarakusala citta 4.
Cetana melakukan sesuatu yang menimbulkan kebaikan, akan menjadi jalan tumimbal lahir di alam Arupa Bhumi, menikmati kebahagiaan untuk waktu yang sangat lama. Tapi belum terbebas dari dukkha disebabkan masih adanya avijja. Sankhara yang menjadi akibat dari Avijja ini adalah Sankhara 3 yaitu :
1.   Kaya sankhara yaitu kehendak yang membentuk Kayaduccarita (kejahatan dari jasmani) dan Kayasuccarita (kebaikan dari jasmani) yang memberikan akibat/hasil yang penuh.
Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yang berhubungan dengan jasmani.
2.   Vaci sankhara yaitu kehendak yg membentuk Vaciduccarita (kejahatan dari perkataan) dan Vacisuccarita (kebaikan dari perkataan)  yang memberikan akibat penuh. Wujud aslinya adalah akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yg berhubungan dengan perkataan.
3.   Citta sankhara yaitu kehendak yg membentuk Manoduccarita (kejahatan dari pikiran) dan Manosuccarita (kebaikan dari pikiran) yang memberikan akibat penuh. Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan Lokiyakusala Cetana 17 yang berhubungan dengan pikiran/batin.
Sankhara 6 diatas, merupakan cetana 29 atau Kamma 29. Khusus untuk Lokuttarakusala cetana tidak termasuk menjadi punnabhisankhanra atau anenjabhisankhara karena sudah tidak menimbulkan Bhava dan Jati sebagai Vatta(lingkaran), dan sebaliknya membasmi Jati dan memotong Vatta. Karena itu lokuttarakusala tidak berhubungan dengan paticcasamuppada.
Jika dihubungkan dengan Sutta, Sankhara 3 adalah :
1.      Kaya-sankhara yaitu pembentukan badan jasmani (Assasa dan Passasa, keluar masuknya nafas).
2.      Vaci-Sankhara yaitu pembentukan kata2 (Vitaka dan Vicara, perenungan/penopang).
3.      Citta sankhara yaitu pembentukan pikiran, Sanna dan vedana (cetasika 50, tidak termasuk vitaka dan Vicara).
Paccaya 24 yang berkenaan dengan Avijja
Dengan adanya Avijja (kebodohan batin), maka munculah Sankhara (bentuk-bentuk kamma), berdasarkan Paccaya 24, ada 15 paccaya yang bersekutu, yaitu:
a.       Dengan adanya Avijja, maka munculah Apunnabhisankhara. Disertai kekuatan pacccaya 15, yaitu:
1.      Hetu-Paccaya (Keadaan sebab)
2.      Arammana-Paccaya (Keadaan obyek)
3.      Adhipati-Paccaya (Keadaan keulungan)
4.      Anantara-Paccaya (Keadaan rapatnya)
5.      Samanantara-Paccaya (Keadaan terus-menerus)
6.      Sahajata-Paccaya (Keadaan bersama)
7.      Annamanna-Paccaya (Keadaan silih berganti)
8.      Sahajatanissaya-Paccaya (Keadaan dasar yang timbul bersama)
9.      Pakatupanissaya-Paccaya (Keadaan dasar yang kuat)
10.  Asevana-Paccaya (Keadaan ulangan)
11.  Sampayutta-Paccaya (Keadaan bersekutu)
12.  Atthi-Paccaya (Keadaan kehadiran)
13.  Natthi-Paccaya (Keadaan tidak hadir)
14.  Vigata-Paccaya (Keadaan kelenyapan)
15.  Avigata-Paccaya (Keadaan tidak lenyap)
b.      Dengan adanya Avijja, maka muncullah Punnabhisankhara. Disertai kekuatan paccaya 2, yaitu:
1.      Arammana-Paccaya (Keadaan obyek)
2.      Pakatupanissaya paccaya (Keadaan dasar yang kuat)
c.       Dengan adanya Avijja, maka munculah Anenjabhisankhara. Disertai kekuatan paccaya 1, yaitu Pakatupanissaya-paccaya (Keadaan dasar yang kuat).
Sankhara paccaya Vinnana : Dengan adanya Sankhara (bentuk-bentuk kamma), maka munculah Vinnanam (kesadaran).
Sankhara yg menjadi sebab dari Vinnana mempunyai Lakkhanadicatuka (4 macam pembawaan) yaitu
1.      Abhisamkhara lakkhana : mempunyai kehendak sebagai sifatnya
2.      Ayuhana rasa : berusaha menimbulkan Patisandhi Vinnana atau berusaha menimbulkan hasil yaitu Rupakhanda dan NAmakhanda sebagai fungsinya
3.      Cetana paccupatthana : berniat menimbulkan hingga selesai sebagai hasilnya
4.      Avijja Padatthana : mempunyai Avijja sebagai sebab terdekat
Sankhara yang telah dijelaskan dalam faktor pertama avijja adalah sankhara yang menjadi paccayupanna/hasil dari avijja, yaotu cetana 29 atau kamma 29.
Vinnana yang menjadi paccayupanna dari sankhara ada 2 bagian yaitu:
1.      Abhidhammabhajaniyanaya (menurut abhidhamma) adalah citta 89 dan cetasika yang bersekutu, karena agar citta dapat timbul harus ada sankhara sebagai paccaya/sebab.
2.      Suttanta bhajaniyanaya (menurut sutta) adalah lokiyavipaka-vinnana 32 yaitu akusalavipaka citta7, ahetuka kusalavipaka citta 8, mahavipaka citta 8, dan mahaggatavipaka citta 9.
Lokiyavipaka-vinnana 32 yang menjadi paccayupanna dari sankhara dibagi lagi menjadi 2 kelompok:
1.      Vinnana yang timbul sewaktu patisandhi (patisandhi-kala) yang disebut patisandhi ninnana, yaitu patisandhi citta 19 yang berda dalam Lokiyavipaka-vinnana 32.
2.      Vinnana yang timbul setelah patisandhi (patisandhi-kala) yang disebut patisandhi ninnana, yaitu Lokiyavipaka-vinnana 32yang tidak menjalankan tugas patisandhi, tetapi menjalankan tugas bhavanga.
Dalam sankhara paccaya vinnana, berdasarkan paccaya 24, ada 2 paccaya yang bersekutu yaitu:
1.      Pakatupanissaya paccaya adalah keadaan dasar yang kuat, yang dimaksud disini yaitu moha yang menjadi sebab, menjadi dasar yang kuat untuk membamtu bergabumg dengan maha-kusala dan rupavacarakusala.
2.      Nanakkhanika kamma-paccaya adalah kamma atau sankhara, yaitu cetana yang timbul yang berbeda saatnya(cetana yang sudah padam) menjadi paccaya membantu nama dan rupa yang timbul dari kamma itu.

Kesimpulan

Avijja menjadi sebab, wujudnya aslinya adalah Moha. Sankhara menjadi akibat dari Avijja, wujud aslinya adalah Cetana 29 atau Kamma 29. Sebab tidak tahu Dhamma yang membasmi dukkha, itu disebabkan masih adanya Moha atau Avijja yang menjadi sebab untuk berbuat Kamma 29 sehingga harus berputar dalam lingkaran tumimbal lahir, tidak akan terbebas dari dukkha. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar