Avijja dan Sankhara
Avijja paccaya Sankhara : Dengan
adanya Avijja (kebodohan batin), maka munculah Sankhara (bentuk-bentuk kamma).
Avijja yang menjadi sebab
Sankhara mempunyai Lakkhanadicatukka (4 macam pembawaan) yaitu:
1. Anana lakkhana : tidak
berpengetahuan atau yang bertentangan dengan panna sebagai sifatnya.
2. Sammohana rasa :
mempunyai keadaan bersekutu dan orang yang sedang timbul Moha berhubungan
dengan kebingungan, kebodohan dan kegelapan sebagai pekerjaan.
3. Chadana paccupatthana
: mempunyai keadaan tersembunyi dalam obyek sebagai hasil. (Tidak bisa melihat
hakekat yang sesungguhnya dari obyek itu).
4. Asava padathhana : ada asava sebagai sebab yg
terdekat.
Wujud asli avijja ini adalah
Moha-Cetasika. Ketidaktahuan 8 macam dhamma, yaitu Tidak tahu Ariya sacca
4, tidak tahu atita (yang lalu) 1, tidak
tahu Anagata (yg akan datang) 1, tidak tahu Atita dan Anagata 1, dan tidak tahu
paticcasamuppada 1.
Avijja ini yg merupakan faktor
yang menimbulkan Sankhara. Maka itu Avijja itu menjadi sebab (Paccaya) dan
Sankhara menjadi akibat (Paccayupanna). Sankhara yg timbul sebagai akibat dari
Avijja terdiri dari 3 yaitu :
1. Apunnabhisankhara
yaitu kehendak jahat yang membawa celaka. Wujud aslinya adalah cetana dalam
Akusala Citta
12. Jika cetana ini melakukan sesuatu yang menimbulkan kejahatan, akan menjadi
jalan yang membawa tumimbal lahir ke Apaya bhumi. Cetana ini timbul karena
kekuatan Avijja (Moha).
2. Punnabhisankhara yaitu
kehendak baik yang membawa pahala/akibat baik. Wujud aslinya adalah cetana
dalam mahakusala citta 8 dan dalam Rupavacarakusala citta 5, jumlah Cetana 13.
Cetana melakukan sesuatu yang akan menimbulkan kebaikan, yang akan membuat
tumimbal lahir di kamasugati bhumi dan rupa bhumi sesuai dengan kamma yang
dilakukannya. Cetana ini termasuk cukup baik namun belum yang paling baik
karena belum terbebas dari dukkha dan setelahnya akan kembali pada lingkaran
tumimbal lahir. Kusala yang paling tinggi adalah Lokuttara kusala yang akan
membuat terbebas dari dukkha dan tidak akan kembali pada lingkaran tumimbal
lahir lagi.Sebab
yang membuat cetana tidak dapat menimbulkan kusala yang paling tinggi adalah
karena adanya Avijja.
3. Anenjabhisankhara
yaitu kehendak yang tenang/tidak tergoyang, yang merupakan kehendak/cetana dari
hasil pikiran Samadhi, yang tenang yang telah mencapai Arupa Jhana. Wujud
aslinya adalah cetana dalam Arupavacarakusala citta 4.
Cetana melakukan sesuatu yang
menimbulkan kebaikan, akan menjadi jalan tumimbal lahir di alam Arupa Bhumi,
menikmati kebahagiaan untuk waktu yang sangat lama. Tapi belum terbebas dari
dukkha disebabkan masih adanya avijja. Sankhara yang menjadi akibat dari Avijja
ini adalah Sankhara 3 yaitu :
1. Kaya sankhara yaitu
kehendak yang membentuk Kayaduccarita (kejahatan dari jasmani) dan
Kayasuccarita (kebaikan dari jasmani) yang memberikan akibat/hasil yang penuh.
Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yang berhubungan dengan jasmani.
Wujud aslinya adalah Akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yang berhubungan dengan jasmani.
2. Vaci sankhara yaitu
kehendak yg membentuk Vaciduccarita (kejahatan dari perkataan) dan
Vacisuccarita (kebaikan dari perkataan) yang memberikan akibat penuh. Wujud aslinya
adalah akusala cetana 12 dan mahakusala cetana 8 yg berhubungan dengan
perkataan.
3. Citta sankhara yaitu
kehendak yg membentuk Manoduccarita (kejahatan dari pikiran) dan Manosuccarita
(kebaikan dari pikiran) yang memberikan akibat penuh. Wujud aslinya adalah
Akusala cetana 12 dan Lokiyakusala Cetana 17 yang berhubungan dengan
pikiran/batin.
Sankhara 6 diatas, merupakan
cetana 29 atau Kamma 29. Khusus untuk Lokuttarakusala cetana tidak termasuk
menjadi punnabhisankhanra atau anenjabhisankhara karena sudah tidak menimbulkan
Bhava dan Jati sebagai Vatta(lingkaran), dan sebaliknya membasmi Jati dan
memotong Vatta. Karena itu lokuttarakusala tidak berhubungan dengan paticcasamuppada.
Jika dihubungkan dengan Sutta,
Sankhara 3 adalah :
1. Kaya-sankhara yaitu
pembentukan badan jasmani (Assasa dan Passasa, keluar masuknya nafas).
2. Vaci-Sankhara yaitu
pembentukan kata2 (Vitaka dan Vicara, perenungan/penopang).
3. Citta sankhara yaitu
pembentukan pikiran, Sanna dan vedana (cetasika 50, tidak termasuk vitaka dan
Vicara).
Paccaya 24 yang berkenaan dengan
Avijja
Dengan adanya Avijja (kebodohan
batin), maka munculah Sankhara (bentuk-bentuk kamma), berdasarkan Paccaya 24,
ada 15 paccaya yang bersekutu, yaitu:
a. Dengan adanya Avijja,
maka munculah Apunnabhisankhara. Disertai kekuatan pacccaya 15, yaitu:
1. Hetu-Paccaya (Keadaan
sebab)
2. Arammana-Paccaya
(Keadaan obyek)
3. Adhipati-Paccaya
(Keadaan keulungan)
4. Anantara-Paccaya
(Keadaan rapatnya)
5. Samanantara-Paccaya
(Keadaan terus-menerus)
6. Sahajata-Paccaya
(Keadaan bersama)
7. Annamanna-Paccaya
(Keadaan silih berganti)
8. Sahajatanissaya-Paccaya
(Keadaan dasar yang timbul bersama)
9. Pakatupanissaya-Paccaya
(Keadaan dasar yang kuat)
10. Asevana-Paccaya
(Keadaan ulangan)
11. Sampayutta-Paccaya
(Keadaan bersekutu)
12. Atthi-Paccaya (Keadaan
kehadiran)
13. Natthi-Paccaya
(Keadaan tidak hadir)
14. Vigata-Paccaya
(Keadaan kelenyapan)
15. Avigata-Paccaya
(Keadaan tidak lenyap)
b. Dengan adanya Avijja,
maka muncullah Punnabhisankhara. Disertai kekuatan paccaya 2, yaitu:
1. Arammana-Paccaya
(Keadaan obyek)
2. Pakatupanissaya
paccaya (Keadaan dasar yang kuat)
c. Dengan adanya Avijja,
maka munculah Anenjabhisankhara. Disertai kekuatan paccaya 1, yaitu
Pakatupanissaya-paccaya (Keadaan dasar yang kuat).
Sankhara paccaya Vinnana : Dengan
adanya Sankhara (bentuk-bentuk kamma), maka munculah Vinnanam (kesadaran).
Sankhara yg menjadi sebab dari Vinnana
mempunyai Lakkhanadicatuka (4 macam pembawaan) yaitu
1. Abhisamkhara lakkhana
: mempunyai kehendak sebagai sifatnya
2. Ayuhana rasa :
berusaha menimbulkan Patisandhi Vinnana atau berusaha menimbulkan hasil yaitu
Rupakhanda dan NAmakhanda sebagai fungsinya
3. Cetana paccupatthana :
berniat menimbulkan hingga selesai sebagai hasilnya
4. Avijja Padatthana :
mempunyai Avijja sebagai sebab terdekat
Sankhara yang telah dijelaskan dalam faktor pertama
avijja adalah sankhara yang menjadi paccayupanna/hasil dari avijja, yaotu
cetana 29 atau kamma 29.
Vinnana yang menjadi paccayupanna dari sankhara ada 2
bagian yaitu:
1. Abhidhammabhajaniyanaya
(menurut abhidhamma) adalah citta 89 dan cetasika yang bersekutu, karena agar
citta dapat timbul harus ada sankhara sebagai paccaya/sebab.
2. Suttanta
bhajaniyanaya (menurut sutta) adalah lokiyavipaka-vinnana 32 yaitu
akusalavipaka citta7, ahetuka kusalavipaka citta 8, mahavipaka citta 8, dan
mahaggatavipaka citta 9.
Lokiyavipaka-vinnana 32 yang menjadi paccayupanna dari
sankhara dibagi lagi menjadi 2 kelompok:
1. Vinnana yang
timbul sewaktu patisandhi (patisandhi-kala) yang disebut patisandhi ninnana,
yaitu patisandhi citta 19 yang berda dalam Lokiyavipaka-vinnana 32.
2. Vinnana yang
timbul setelah patisandhi (patisandhi-kala) yang disebut patisandhi ninnana,
yaitu Lokiyavipaka-vinnana 32yang tidak menjalankan tugas patisandhi, tetapi
menjalankan tugas bhavanga.
Dalam sankhara paccaya vinnana, berdasarkan paccaya 24, ada
2 paccaya yang bersekutu yaitu:
1. Pakatupanissaya
paccaya adalah keadaan dasar yang kuat, yang dimaksud disini yaitu moha yang
menjadi sebab, menjadi dasar yang kuat untuk membamtu bergabumg dengan
maha-kusala dan rupavacarakusala.
2. Nanakkhanika
kamma-paccaya adalah kamma atau sankhara, yaitu cetana yang timbul yang berbeda
saatnya(cetana yang sudah padam) menjadi paccaya membantu nama dan rupa yang
timbul dari kamma itu.
Kesimpulan
Avijja menjadi sebab, wujudnya
aslinya adalah Moha. Sankhara menjadi akibat dari Avijja, wujud aslinya adalah
Cetana 29 atau Kamma 29. Sebab tidak tahu Dhamma yang membasmi dukkha, itu
disebabkan masih adanya Moha atau Avijja yang menjadi sebab untuk berbuat Kamma
29 sehingga harus berputar dalam lingkaran tumimbal lahir, tidak akan terbebas
dari dukkha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar