Sebelum dhamma pada malam ini di
mulai, marilah kita mengagungkan guru junjungan kita
“Nammo
tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassā” 3x
Yathā pi puppharāsimhā
Kayirā mālāguṇe bahū
evaṃ jātena maccena
kattabbaṃ kusalaṃ bahuṃ
Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak
karangan bungga;
demikian pula hendaknya banyak kebajikan dapat
dilakukan oleh manusia
di dunia ini
Selamat malam, Nammo Buddhaya
Ibu-ibu dan bapak-bapak yang saya
hormat serta seluruh umat Buddha yang saya banggakan, puja syukur marilah kita
atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangga). Sehingga
pada kesempatan ini, kita memperoleh karma baik dan dapat berkumpul kembali
dalam kegiatan puja bakti rutin di Vihara Karuna Phala tanpa ada halangan
satupun.
Pada kesempatan yang berbahagia
ini, saya akan membahas lebih lanjut berkenaan perbuatan yang hendaknya
seseorang lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sebelumnya saya akan
memberi sebuah pertanyaan untuk panjenengan
nanti tolong dijawab, “antara perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sesungguhnya
mudah dilakukan yang mana?
Umat
buddha menjawab: lebih mudah melakukan perbuatan buruk dari pada perbuatan
baik.
Apakah hal tersebut betul? Coba
sebagai renungan melalui sebuah contoh, antara mengambil uang Rp.500,- di meja
persembahan Buddha, dengan berdana di Vihara dengan nilai tukar yang sama,
perbuatan tersebut lebih mudah yang mana?
Umat Buddha: lebih mudah memberi
dari pada mengambil uang tersebut,
Ibu-bapak
sesungguhnya berbuatan baik itu lebih mudah dilaksanakan dari pada melaksanakan
perbuatan buruk. Seperti contoh tadi, sesunguhnya berbuat baik lebih mudah
dilaksanakan karena perbuatan baik tidak akan menimbulkan rasa takut, cemooh
dari orang lain serta hasil karma buruk yang kita lakukan. Sebaliknya coba
ibu-bapak renungkan apabila seseorag melakukan perbuatan buruk bisa saja
setelah mengambil uang tersebut, seseorang tersebut terkena cemooh dari orang
yang melihat perbuatan tersebut serta hasil karma buruk lainnya akan menimpa
kita. Walaupun perbuatan buruk lebih merugikan kita, kenapa perbuatan buruk
tersebut tetap saja dilakukan?
Ibu-bapak yang saya banggakan,
sering kali perbuatan buruk yang kita lakukan didasari oleh beberapa faktor
diantaranya adalah karena kebutuhan terdesak tuntutan ekonomi. Faktor tersebut
membuat orang sering lupa diri sehingga melakukan segala cara tuk memenuhi
kebutuhan ekonomi. Ketika seseorang terdesak kebutuhan ekonomi tuk mencukupi
kebutuhan keluarga, sering kali seseorang menghalalkan segala cara seperti
mencuri, menipu, bahkan sampai menjual diri dan melakukan pembunuhan untuk
mendapatkan uang.
Ibu-bapak yang saya banggakan, usaha
mencukupi kebutuhan ekonomi tidak dapat di selesaikan begitu saja. tetapi
kebutuhan ekonomi seseorang dapat dipenuhi melalui suatu proses, secara setahap
demi setahap. Selain itu seseorang harus memiliki keuletan dan kerja cerdas untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Dalam tahapan selanjutnya
bagaimanakan kita dapat mengembangkan bajik selama hidup kita?
Dalam kehidupan sehari-hari kita
dapat mengembangkan perbuatan baik, perbuatan baik tersebut diantaranya adalah
dengan mengembangkan ucapan yang benar. Dalam Aṅgutara nikaya (salah satu
bagian kitab suci yang berisikan kotbah-kotbah pendek) yang berisikan tentang
cara seseorang mengembangkan perbuatan baik melalui ucapan yaitu melalui:
Ø Ucapan
yang tepat waktu
Ucapan yang tepat waktu tersebut dapat dikembangkan
melalui ketika kita membuat perjanjian untuk mengadakan kumpulan ibu-ibu atau
bapak-bapak pada jam 19.00 WIB, maka sikap kita selayaknya beragkat tepat pada
waktu yang telah dijanjikan.
Ø Jujur
Ucapan yang dapat kita kembangkan adalah bersikap
jujur, bersikap jujur berarti tidak membuat orang lain merasa terbohongi atas
ucaapn yang kita keluarkan. Ketika seseorang berucap bahwa pada hari itu membeli
sepotong roti, maka hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan atas ucapanya.
Ø Tidak
kasar
Ucapan yang selayaknya kita kembangkan adalah ucapan
yang tidak kasar. Ucapan yang tidak kasar berarti ucapan yang tidak menyinggung
perasaan orang lain. Yang selayaknya di kembangkang seperti halnya berucap
penuh dengan kelembutan.
Ø Penuh
cinta kasih
Ucapan yang baik haruslah didasari oleh rasa penuh
cinta kasih dari dalam diri seseorang. Ucapan penuh cinta kasih akan membuat
seseorang merasa nyaman didekatnya. Karena ucapanya memberikan rasa nyaman dan
tidak menyinggung perasaan.
Ø Ucapan
benar
Yaitu ucapan yang benar-benar terjadi. Seperti
halnya ketika dilapangan sedang terjadi lomba balap karung. Seseorang tersebut
berucap bahwa memang ada suatu perlombaan balap karung di lapangan.
Demikian ibu-bapak ceramah dhamma
singkat yang dapat saya sampaikan. Dalam uraian singkat tersebut kita dapat
memahamibahwa salah satu faktor yang memicu seseorang berbuat buruk adalah
faktor ekonimi. Tetapi tidak semata-mata faktor ekonomi menjadi faktor utama
yang menyebabkan seseoang melakukan perbuatan buruk. Hal selanutnya bahwa, kita
dapat melakukan perbuatan baik melalui ucapan dengan cara berucap yang tepat
waktu, jujur, tidak kasar, penuh dengan cinta kasih serta ucapan benar. Semoga
dhamma tersebut dapat memberi manfaat bagi ibu-bapak dan apabila ada
salah-salah kata saya mohon maaf. Sekian terima kasih
Sabbe
satta bhavantu sukhi tatha
Semoga semua makhluk hidup berbahagia
Namo Buddhaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar