Senin, 06 April 2015

kebajikan harus dilakukan oleh manusia di dunia ini

              Sebelum dhamma pada malam ini di mulai, marilah kita mengagungkan guru junjungan kita
“Nammo tassa bhagavato arahato sammāsambuddhassā” 3x
Yathā pi puppharāsimhā
Kayirā mālāguṇe bahū
evaṃ jātena maccena
kattabbaṃ kusalaṃ bahuṃ

Seperti dari setumpuk bunga dapat dibuat banyak karangan bungga;
demikian pula hendaknya banyak kebajikan dapat dilakukan oleh manusia
di dunia ini

              Selamat malam, Nammo Buddhaya
              Ibu-ibu dan bapak-bapak yang saya hormat serta seluruh umat Buddha yang saya banggakan, puja syukur marilah kita atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Tiratana (Buddha, Dhamma, Sangga). Sehingga pada kesempatan ini, kita memperoleh karma baik dan dapat berkumpul kembali dalam kegiatan puja bakti rutin di Vihara Karuna Phala tanpa ada halangan satupun.
              Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan membahas lebih lanjut berkenaan perbuatan yang hendaknya seseorang lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Namun sebelumnya saya akan memberi sebuah pertanyaan untuk panjenengan nanti tolong dijawab, “antara perbuatan baik dan perbuatan buruk itu sesungguhnya mudah dilakukan yang mana?
              Umat buddha menjawab: lebih mudah melakukan perbuatan buruk dari pada perbuatan baik.
              Apakah hal tersebut betul? Coba sebagai renungan melalui sebuah contoh, antara mengambil uang Rp.500,- di meja persembahan Buddha, dengan berdana di Vihara dengan nilai tukar yang sama, perbuatan tersebut lebih mudah yang mana?
Umat Buddha: lebih mudah memberi dari pada mengambil uang tersebut,
              Ibu-bapak sesungguhnya berbuatan baik itu lebih mudah dilaksanakan dari pada melaksanakan perbuatan buruk. Seperti contoh tadi, sesunguhnya berbuat baik lebih mudah dilaksanakan karena perbuatan baik tidak akan menimbulkan rasa takut, cemooh dari orang lain serta hasil karma buruk yang kita lakukan. Sebaliknya coba ibu-bapak renungkan apabila seseorag melakukan perbuatan buruk bisa saja setelah mengambil uang tersebut, seseorang tersebut terkena cemooh dari orang yang melihat perbuatan tersebut serta hasil karma buruk lainnya akan menimpa kita. Walaupun perbuatan buruk lebih merugikan kita, kenapa perbuatan buruk tersebut tetap saja dilakukan?
              Ibu-bapak yang saya banggakan, sering kali perbuatan buruk yang kita lakukan didasari oleh beberapa faktor diantaranya adalah karena kebutuhan terdesak tuntutan ekonomi. Faktor tersebut membuat orang sering lupa diri sehingga melakukan segala cara tuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Ketika seseorang terdesak kebutuhan ekonomi tuk mencukupi kebutuhan keluarga, sering kali seseorang menghalalkan segala cara seperti mencuri, menipu, bahkan sampai menjual diri dan melakukan pembunuhan untuk mendapatkan uang.
              Ibu-bapak yang saya banggakan, usaha mencukupi kebutuhan ekonomi tidak dapat di selesaikan begitu saja. tetapi kebutuhan ekonomi seseorang dapat dipenuhi melalui suatu proses, secara setahap demi setahap. Selain itu seseorang harus memiliki  keuletan dan kerja cerdas untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
              Dalam tahapan selanjutnya bagaimanakan kita dapat mengembangkan bajik selama hidup kita?
              Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat mengembangkan perbuatan baik, perbuatan baik tersebut diantaranya adalah dengan mengembangkan ucapan yang benar. Dalam Aṅgutara nikaya (salah satu bagian kitab suci yang berisikan kotbah-kotbah pendek) yang berisikan tentang cara seseorang mengembangkan perbuatan baik melalui ucapan yaitu melalui:
Ø  Ucapan yang tepat waktu
Ucapan yang tepat waktu tersebut dapat dikembangkan melalui ketika kita membuat perjanjian untuk mengadakan kumpulan ibu-ibu atau bapak-bapak pada jam 19.00 WIB, maka sikap kita selayaknya beragkat tepat pada waktu yang telah dijanjikan.
Ø  Jujur
Ucapan yang dapat kita kembangkan adalah bersikap jujur, bersikap jujur berarti tidak membuat orang lain merasa terbohongi atas ucaapn yang kita keluarkan. Ketika seseorang berucap bahwa pada hari itu membeli sepotong roti, maka hal tersebut dapat dipertanggungjawabkan atas ucapanya.
Ø  Tidak kasar
Ucapan yang selayaknya kita kembangkan adalah ucapan yang tidak kasar. Ucapan yang tidak kasar berarti ucapan yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Yang selayaknya di kembangkang seperti halnya berucap penuh dengan kelembutan.
Ø  Penuh cinta kasih
Ucapan yang baik haruslah didasari oleh rasa penuh cinta kasih dari dalam diri seseorang. Ucapan penuh cinta kasih akan membuat seseorang merasa nyaman didekatnya. Karena ucapanya memberikan rasa nyaman dan tidak menyinggung perasaan.
Ø  Ucapan benar
Yaitu ucapan yang benar-benar terjadi. Seperti halnya ketika dilapangan sedang terjadi lomba balap karung. Seseorang tersebut berucap bahwa memang ada suatu perlombaan balap karung di lapangan.
              Demikian ibu-bapak ceramah dhamma singkat yang dapat saya sampaikan. Dalam uraian singkat tersebut kita dapat memahamibahwa salah satu faktor yang memicu seseorang berbuat buruk adalah faktor ekonimi. Tetapi tidak semata-mata faktor ekonomi menjadi faktor utama yang menyebabkan seseoang melakukan perbuatan buruk. Hal selanutnya bahwa, kita dapat melakukan perbuatan baik melalui ucapan dengan cara berucap yang tepat waktu, jujur, tidak kasar, penuh dengan cinta kasih serta ucapan benar. Semoga dhamma tersebut dapat memberi manfaat bagi ibu-bapak dan apabila ada salah-salah kata saya mohon maaf. Sekian terima kasih
Sabbe satta bhavantu sukhi tatha
Semoga semua makhluk hidup berbahagia

Namo Buddhaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar